close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petani menyemprotkan cairan pestisida di lahan perkebunan karet Renah Pamenang, Merangin, Jambi, Selasa (26/2)./AntaraFoto
icon caption
Petani menyemprotkan cairan pestisida di lahan perkebunan karet Renah Pamenang, Merangin, Jambi, Selasa (26/2)./AntaraFoto
Bisnis
Rabu, 06 Maret 2019 21:48

Indonesia kurangi ekspor karet

Setelahnya, pemerintah akan menggenjot pemakaian karet dalam negeri.
swipe

Tiga negara produsen utama karet yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang tergabung dalam forum International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat membatasi ekspor karet alam (natural rubber) sebesar 240.000 ton melalui skema Agreed Export Tonnage (AETS).

Hal itu baru saja diketuk palu dalam Special Senior Officials Meeting (SOM) di Bangkok, Thailand pada 4-5 Maret kemarin.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution kesepakatan tersebut berlaku mulai 1 April 2019. Hanya saja, akan dibicarakan kembali mengingat Thailand yang sedang memasuki masa pemilihan umum (pemilu) di negaranya.

"Hasil ITRC itu adalah sudah disepakati bahwa, AETS-nya 240 ribu ton. Berlaku mulai 1 April efektif, tetapi Thailand minta berlakunya setelah kabinet terbaru karena mau pemilu 24 Maret," ujar Menko Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (6/3).

Dari total pembatasan sebanyak 240.000 ton itu, Indonesia akan mengambil porsi hampir mencapai 100.000 ton. Setelahnya, pemerintah akan menggenjot pemakaian karet dalam negeri, misalnya dioptimalkan pemakaiannya sebagai aspal.

"Itu mungkin lebih efektif mendorong perbaikan harga," ucapnya.

Senada dengan Darmin, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan pun membenarkan putusan tersebut sekaligus merinci pembatasan dari dua negara lainnya.

"Pengurangan ekspor sudah diputuskan sebanyak 240.000 ton, di mana Indonesia sudah sepakat mengurangi 98.000 ton, Thailand 124.000 ton, sisanya Malaysia," ujar Oke Nurwan.

Dikutip dari Data Asosiasi Negara Produsen Karet Alam (Association of Natural Rubber Producing Countries/ ANRPC) mengestimasi produksi masing-masing negara anggota ITRC sepanjang 2018 sebesar 4,819 juta ton (Thailand), 3,774 juta ton (Indonesia) dan 600 ribu ton (Malaysia). 

Secara bersama-sama, ketiga negara menguasai sekitar 66% dari produksi karet alam secara global sepanjang 2018 yang tercatat mencapai 13,96 juta ton. Produksi global ini sendiri naik 4,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, belakangan harga karet justru jatuh oleh kondisi perekonomian global.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan