Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian telah menutup impor benih jagung sejak awal 2018 karena kebutuhan nasional sudah dapat dicukupi dari dalam negeri.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan Indonesia sudah swasembada atau mampu memenuhi kebutuhan benih jagung hibrida berkualitas dari dalam negeri bahkan mampu melakukan ekspor.
"Itu sebabnya awal tahun ini kami menutup importasi benih jagung hibrida," katanya, Jumat (17/8).
Kebijakan pemerintah menutup impor benih jagung tersebut ternyata mendapat tanggapan positif dari produsen benih dalam negeri karena mereka mampu meningkatkan produksinya.
Menyinggung sampai kapan kebijakan menutup impor benih jagung tersebut, Gatot menegaskan hingga waktu yang tidak ditentukan, karena pemerintah ingin memberi kesempatan produsen benih dalam negeri berkembang bahkan meningkat lebih besar.
Sehari sebelumnya, Kamis (16/8) Dirjen Tanaman Pangan melakukan pelepasan Ekspor Benih Jagung Hibrida ke Srilanka di di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang dihadiri Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya M Musyaffak Fauzi dan para petani jagung dari Kediri, Jombang, Trenggalek, Blitar.
Ekspor benih jagung hibrida varietas Bisi-222 sebanyak 20 ton ke Srilanka tersebut, selain membuktikan Indonesia mampu berswasebada benih jagung juga akan menghasilkan devisa bagi negara.
"Kalau dulu tukang impor atau beli. Sekarang melepas dan menghasilkan. Hal ini demi kedaulatan, yang lebih penting lagi adalah Indonesia membuktikan menjadi negara yang memiliki kemandirian," tegasnya.
Sementera itu Direktur Utama PT Bisi International Tbk, Jemmy Eka Putra, menyampaikan pada 2018 ini, ekspor benih jagung hibrida ditargetkan bisa mencapai 500 ton atau senilai US$1,5 juta ke Srilanka dan Pakistan. Sedangkan pada 2019 diharapkan bisa meningkat menjadi 1.000 ton atau senilai US$3 juta.
Manager Pemasaran Wilayah Barat PT Bisi International Tbk, Hari Prabowo, mengatakan produksi benih jagung hibrida Bisi Internasional menguasai pasar dalam negeri kurang lebih 49% dari kebutuhan nasional. Kapasitas produksi benih jagung sekitar 70 ribu hingga 80 ribu ton/tahun. Produksi ini sebagian besar memenuhi kebutuhan benih jagung pada Upaya Khusus (Upsus). Sisanya, masuk pasar bebas.
BISI sebagai perusahaan berbasis sains (science-based company) selalu mengedepankan proses riset dalam menghasilkan produk benih yang dirilis.
Setelah melalui proses riset di fasilitas R&D, benih akan diuji multi lokasi diseluruh wilayah pertanian utama di Indonesia. Setelah itu diproduksi dengansistem kemitraan bersama petani Indonesia.
Dari proses yang panjang ini, benih yang dihasilkan memiliki keunggulan seperti produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Produksi benih jagung hibrida PT BISI sebagian besar berhasil menjadi market leader di Indonesia seperti BISI-18, BISI-2, BISI-816, BISI-228. Saat ini varietas unggulan BISI-222, berhasil menembus pasar ekspor.
Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara, selain Thailand dan Australia, yang boleh melakukan ekspor benih jagung langsung ke Srilanka.
"Ekspor benih jagung hibrida semakin terasa spesial. karena, menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia telah berhasil menjadi negara yang berswasembada benih jagung hibrida dan sekaligus mampu melakukan ekspor," kata Hari Prabowo.
Sumber: Antara