close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Induk RS Hermina melakukan pencatatan saham baru sebanyak 351.380.800 saham. (Eka Setiyaningsih/Alinea)
icon caption
Induk RS Hermina melakukan pencatatan saham baru sebanyak 351.380.800 saham. (Eka Setiyaningsih/Alinea)
Bisnis
Rabu, 16 Mei 2018 10:30

Induk RS Hermina menjadi emiten ke-14 di BEI

Perseroan dengan kode saham HEAL itu, melakukan pencatatan saham baru sebanyak 351.380.800 saham
swipe

Induk perusahaan Rumah Sakit Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk, resmi mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/5). Perseroan menjadi emiten ke-14 yang mencatatkan sahamnya di tahun ini.

Perseroan dengan kode saham HEAL itu, melakukan pencatatan saham baru sebanyak 351.380.800 saham atau sekitar 11,8% dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering / IPO). 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, dengan melantai di bursa saham, Hermina memiliki akses yang lebih besar terhadap pendanaan untuk pengembangan perusahaan. 

"Sehari jelang Ramadan, Bursa Efek Indonesia ditambah dengan satu perusahaan, PT Medikaloka Hermina Tbk. Diharapkan saham Hermina menjadi lebih menarik bagi investor," ujarnya di BEI, Jakarta, Rabu (16/5).

Setelah pencatatan perdana, saham HEAL turun 2,7% atau 100 poin ke level Rp 3.600 dari harga pembukaan Rp 3.700. Saham HEAL ditransaksikan sebanyak 71 kali dengan volume sebanyak 1.807 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 667,25 juta.

Saham HEAL sempat anjlok hingga 22,16% ke posisi Rp 2.880 per saham pada pukul 09.22 WIB. Pada saat itu, total frekuensi perdagangan saham sebesar 1.541 kali dengan nilai transaksi Rp 20,9 miliar.

HEAL melepas saham seharga Rp 3.700 per saham dan memperoleh dana dari hasil IPO sebesar Rp 1,3 triliun. Sekitar 25% dana tersebut dipergunakan untuk pembukaan rumah sakit di Palembang, Samarinda, Padang dan lainnya. Saat ini, Hermina telah mengelola 28 rumah sakit di 17 provinsi di Indonesia dan berencana membangun 12 rumah sakit baru dalam tiga tahun ke depan.

Kemudian sekitar 25% digunakan untuk belanja modal yaitu membeli peralatan medis kesehatan. Lalu sekitar 38% membayar utang ke PT Bank DBS Indonesia dan surat utang jangka pendek Medikaloka Hermina. Sisanya 12% untuk biaya operasional.

"Langkah IPO ini merupakan tonggak strategi jangka panjang yang penting bagi Perseroan untuk memperluas jangkauan pelayanan, menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat," ujar Direktur Utama PT Medikaloka Hermina, dr Hasmoro.‎

PT Medikaloka Hermina Tbk telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun dan EBITDA sebesar Rp 574,9 miliar pada 2017. 

"IPO Hermina adalah momentum yang sangat baik bagi Perseroan untuk dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi semua, terutama dalam memberikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia," tutup dr Hasmoro.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan