Pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan pada cara hidup masyarakat. Masyarakat menjadi lebih sadar akan kesehatannya akibat pandemi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat, pandemi menyebabkan masyarakat mengurangi konsumsi berbagai produk yang sifatnya kimiawi. Masyarakat mulai beralih ke produk yang sifatnya alamiah dan murni.
"Oleh karena itu, menurut saya produk jamu dan herbal Indonesia memiliki kans atau kesempatan luar biasa besar untuk terus dikembangkan," kata Sri Mulyani dalam webinar Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia, Senin (30/11).
Untuk mendukung pengembangan usaha jamu dan obat tradisional, Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah memberikan berbagai dorongan yang sifatnya tidak terlalu terlihat, tetapi nyata. Dukungan pemerintah tersebut salah satunya melalui pembangunan ekosistem logistik yang efisien.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, telah menginstruksikan ke Direktur Jenderal Bea dan Cukai untuk membantu seluruh eksportir Indonesia di berbagai pelosok kawasan Indonesia. Baik untuk pengusaha besar maupun kecil, termasuk para pengusaha jamu dan obat tradisional Indonesia.
"Dukungan logistik sangat penting, terutama kalau produk ini mudah rusak, dan kualitas handlingnya jadi sangat penting," ujarnya.
Di sisi lain, Sri Mulyani berharap pengusaha jamu dan obat tradisional yang telah memiliki tujuan ekspor, bisa memanfaatkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), baik untuk pembiayaan, permodalan, hingga technical assistant.
"Terakhir, sekarang ini platform digital sangat membantu pengusaha untuk pemasaran. Kami berharap banyak pengusaha jamu dan herbal bisa memasarkan produknya secara digital," tuturnya.