close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Prajurit TNI AD dengan alutsista kendaraan lapis baja mengikuti defile saat Upacara Perayaan HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (5/10/2019). Foto Antara/M. Risyal Hidayat
icon caption
Prajurit TNI AD dengan alutsista kendaraan lapis baja mengikuti defile saat Upacara Perayaan HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (5/10/2019). Foto Antara/M. Risyal Hidayat
Bisnis
Jumat, 09 Juli 2021 19:13

Industri pertahanan Indonesia belum masuk 100 besar global

Sepuluh BUMN industri pertahanan masih didominasi perusahaan China.
swipe

Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose, menyatakan, belum ada industri pertahanan Indonesia yang masuk 100 besar global. Padahal, industri pertahanan nasional bercita-cita dapat mandiri hingga masuk 100 besar pada 2024.

"Ini yang menjadi PR kita bersama untuk visi kita membawa industri pertahanan kita paling tidak masuk ke dalam 100 industri pertahanan global. Sepuluh BUMN industri pertahanan juga didominasi oleh BUMN China. Revenue paling kecil adalah US$8 miliar," ucapnya dalam webinar "Optimalisasi Industri Pertahanan dalam Konteks Kepentingan Nasional RI di Abad 21", Jumat (9/7).

Untuk mewujudkannya, menurut dia, Indonesia mesti bisa mengukur kemampuannya terlebih dahulu. “Juga harus memahami bagaimana posisi kita, kita harus mengenali lingkungan kita, harus mengenali ancaman dari luar, harus mengenali musuh kita sehingga kita dapat mengukur kemampuan kita."

"Begitu juga dengan arahan menteri pertahanan, bahwa wawasan kita adalah defensif dengan wujud defensif aktif. Hal ini tentunya berbicara tentang kesiapan kita semua, termasuk industri pertahanan," jelasnya.

Mose menambahkan, pemerintah memberikan dukungan penuh kepada BUMN industri pertahanan sehingga mampu menjadi kekuatan regional yang disegani, setidaknya di Asia Timur. Ini salah satunya tecermin dalam RPJMN 2020-2024, di mana terdapat 8 pasal yang relevan untuk membangun industri pertahanan dalam negeri.

Dalam pelaksanannya kelak, upaya menjaga kedaulatan perlu ditopang penguatan dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang modern sesuai teknologi terbaru dan corak pertempuran masa depan. Selain itu, bersandar pada kemampuan industri dalam negeri. Karenanya, Kementerian BUMN pun telah meminta kepada TNI dan Polri untuk memberdayakan produk lokal.

Hingga kini, Pindad diklaim telah menghasilkan berbagai produk alutsista berkualitas tinggi berkat inovasi dan kemitraan strategis. Dicontohkan Mose dengan produk senjata, kendaraan tempur, kendaraan tempur canon, roket R-Han 122B, amunisi, combat boat, serta pembangunan sistem keamanan siber.

"Semua produk dan program tersebut tentunya selalu memiliki inovasi terbaru dan memiliki kemampuan yang lebih maju. Fasilitas produksi yang ada juga selalu memiliki pembaruan dan selalu modernisasi," tandasnya.

img
Eqqi Syahputra
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan