Industri semen pada 2019 diperkirakan mencatat kinerja positif seiring dengan peningkatan kapasitas produksi, nilai tukar yang stabil dan penurunan harga batu bara pada tahun ini.
"Sektor semen akan lebih baik sepanjang 2019, didorong peningkatan kapasitas produksi hingga sekitar 110 juta ton, nilai tukar yang stabil dan turunnya harga batu bara," kata Analis sekuritas Bahana Sekuritas Adrianus Bias Prasuryo, Selasa (9/4).
Adrianus mengatakan, perusahaan sektor semen juga akan membukukan kinerja keuangan yang baik. Hal ini dipacu penurunan harga batu bara, sebab 60%-70% beban biaya industri semen berasal dari nilai tukar dan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar produksi.
“Ditambah lagi pada semester II-2018, industri sudah menaikkan harga meski baru sekitar 5%,” kata dia.
Menurut Adrianus, permintaan semen sepanjang tahun ini akan bertumbuh sekitar 4%-5%, tidak jauh berbeda dengan 2018 pada kisaran 74-75 juta ton.
Sektor semen terakhir kali mengalami masa gemilang pada 2012, saat konsumsi mencapai 48 juta ton dengan kapasitas industri sebesar 50 juta ton sehingga rasio kedua mendekati 100%.
Melihat permintaan semen yang sangat besar, banyak pemain kecil yang ikut meramaikan sekor ini sehingga kelebihan pasokan terus terjadi hingga 2017, yang membuat perang harga tidak dapat dihindari, sehingga membukukan kinerja negatif.
Naiknya permintaan semen pada 2019 juga didorong sektor properti yang di beberapa tempat sudah terlihat ada permintaan meski masih didominasi dari kelas menengah ke bawah.
Dengan kondisi perekonomian yang semakin baik, permintaan terhadap properti diperkirakan semakin besar sehingga akan mendongkrak penjualan semen.
Sebaliknya, pelemahan rupiah, naiknya harga batu bara serta stagnannya permintaan properti bisa menjadi risiko bagi industri semen.
Dengan prospek positif ini, Bahana Sekuritas memberi rekomendasi beli untuk saham PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk. (INTP), dengan target harga Rp 22.200/saham saham.
Perusahaan berkode saham INTP ini akan mendapat keuntungan dari redanya kompetisi khususnya wilayah Jawa Barat.
Perseroan juga pada 2018 membukukan profit yang sangat rendah sehingga berdampak pada peningkatan profit yang cukup tinggi pada 2019, serta aksi merger dan akuisisi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, akan menyumbang kinerja positif bagi profit perseroan.
Sementara itu, Bahana Sekuritas juga merekomendasikan tahan untuk saham PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR), dengan target harga Rp13.200 per saham. Selain itu, PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB) dengan target harga Rp2.100 per saham, serta saham PT Semen Baturaja atau berkode saham SMBR dengan target harga Rp1.570 per saham. (Ant)