Industri tekstil nasional mulai menunjukkan gejala pemulihan. Hal itu tercermin dari pemanggilan kembali 60% karyawan dari total 2 juta karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) per kuartal II-2020.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman menuturkan, pemanggilan 60% karyawan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sebagai salah satu pasar tekstil terbesar Indonesia.
“Kemarin hampir 2 juta karyawan yang kena PHK di kuartal II-2020 saat awal Covid-19, sekarang sudah hampir 60% dipanggil lagi,” katanya kepada wartawan, Jumat (25/6).
Pemanggilan karyawan korban PHK akan terus dilakukan seiring dengan pulihnya perekonomian negara-negara pasar ekspor Indonesia di luar negeri.
Namun, dia mengkhawatirkan peningkatan kasus positif Covid-19 di dalam negeri yang terjadi usai libur lebaran dapat menghambat kembali proses produksi industri tekstil yang baru menggeliat.
“Covid-19 di dalam negeri meningkat, kami khawatir ada penurunan (produksi) karena aktivitas terbatasi, kemudian juga kinerja ekspor jadi sedikit melambat karena produksi dalam negeri agak terhambat,” ujarnya.
Meskipun demikian, proses produksi di sentra-sentra industri tekstil nasional berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, dipastikan produk yang diekspor bebas Covid-19 karena melalui proses sterilisasi.
Dia pun mengungkapkan akan terus mendorong percepatan vaksinasi bagi karyawan yang bekerja di industri tekstil. Dalam waktu dekat akan dilaksanakan vaksinasi bagi 6.000 karyawan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Kami akan berusaha meningkatkan vaksinasi kepada seluruh karyawan meskipun jumlah vaksinnya terbatas. Terdekat, kami akan melakukan vaksinasi di Kabupaten Bandung sebanyak 6.000 vaksin untuk karyawan,” ucapnya.