PT Indika Energy Tbk. (INDY) tengah mengkaji menambah dua terminal penyimpanan bahan bakar (fuel storage) di luar wilayah Kalimantan di tahun depan. Pembangunan terminal ini merupakan salah satu bentuk ekspansi yang akan dilakukan perusahaan.
"Ada dua tempat lagi yang kami lihat. Bukan di daerah Kalimantan, sekarang lagi studi dulu. Mungkin tahun depan akan kami announce (umumkan)," kata Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid, seusai membuka perdagangan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (4/7).
Pengkajian pembangunan storage baru, dilakukan di semester II ini. Setelahnya baru diketahui besaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun storage tersebut
Pada saat ini, Perseroan tengah membangun storage di Kalimantan Timur, dengan dana sebesar US$ 100 juta dan diharapkan dapat beroperasi dua tahun ke depan.
Selain itu, Perseroan menargetkan terjadi peningkatan pendapatan yang cukup signifikan pada tahun ini. Mengingat Perseroan akan memperoleh pendapatan konsolidasi penuh dari Kideco Jaya Agung. "Kideco dampaknya akan besar karena konsolidasinya besar," kata dia.
Hal itu tercermin dari perolehan laba yang diperoleh perusahaan hingga akhir Maret. INDY mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 114,74% pada kuartal I-2018 menjadi US$ 59,03 juta atau setara Rp796,91 miliar.
Sementara INDY merayakan ulang tahun kesepuluh menjadi perusahaan melantai di pasar modal dengan membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kami mensyukuri atas 10 tahun IPO Indika Energy dan juga merayakan 45 tahun Indika Energy kerja membangun bangsa. Perjalanan panjang ini adalah wujud dedikasi dan komitmen terhadap pembangunan nasional dan bangsa Indonesia," ujar Arsyad.
Setelah menjadi perusahaan terbuka, Indika Energy mencatat perkembangan usaha yang signifikan . Pada penawaran perdana 11 Juni 2008, saham lndika Energy tercatat sebesar Rp 2.950 per lembarnya. Pernah mengalami titik terendah yaitu Rp106 pada 12 Januari 2016. Kemudian, naik kembali ke posisi Rp3.230 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp16,8 triliun pada penutupan perdagangan 3 Juli 2018 kemarin.
Pertumbuhan bisnis baik secara organik dan non organik, telah menjadikan lndika Energy sebuah perusahaan dengan skaIa yang jauh lebih besar. Selaras dengan bertambahnya anak perusahaan dan cakupan bisnis, karyawan Grup lndika Energy pun meningkat pesat yakni dari 1.200 orang pada 2008, mencapai lebih dari 8.000 orang atau meningkat lebih dari 6 kali Iipat.
Sementara itu Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djayadi, mengatakan Indika Energy mengalami pertumbuhan setelah melantai di bursa saham. Jejak Indika Energy diharapkan bisa diikuti perusahaan lain.
Penerapan pprinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi penyebab tingginya minat investor mengoleksi saham INDY. "Penerapan ini penting untuk meningkatkan kepercayaan investor semoga Indika ke depannya prinsip GCG dan meningkatkan mutu perusahaan menjadi lebih baik lagi," pungkas Inarno.