close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pedagang ikan melayani pembeli di Pasar Tavanjuka Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (4/11/2018). Badan Pusat Statistk (BPS) menyebutkan, Palu adalah kota tertinggi tingkat inflasinya selama Oktober 2018 yakni sebesar 0,48 persen yang disebabkan oleh naiknya h
icon caption
Pedagang ikan melayani pembeli di Pasar Tavanjuka Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (4/11/2018). Badan Pusat Statistk (BPS) menyebutkan, Palu adalah kota tertinggi tingkat inflasinya selama Oktober 2018 yakni sebesar 0,48 persen yang disebabkan oleh naiknya h
Bisnis
Senin, 03 Desember 2018 11:41

Inflasi 2018 diprediksi turun, pemerintah klaim ekonomi membaik

Turunnya angka inflasi karena pertumbuhan ekonomi dan stabilitas yang terjaga.
swipe

Jelang pengumuman oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, memprediksi angka inflasi nasional pada 2018 turun menjadi sekitar 3,2% dari tahun sebelumnya yang sampai 3,5%. 

Dengan angka inflasi berada di bawah 3,5%, kata Darmin, mencerminkan kualitas ekonomi Indonesia mulai membaik. Padahal, sepanjang tahun 2018 ekonomi dunia terus bergejolak

"Kalau angka tahun lalu masih di sekitar 3,5%, siang ini angka November akan diumumkan BPS inflasi kita bisa di sekitar 3%, bisa kurang bisa sedikit. Saya cenderung katakan kurang sedikit," kata Darmin dalam acara CEO Networking di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (3/12). 

Adapun rendahnya angka inflasi ini karena pertumbuhan ekonomi dan stabilitas terjaga. Seperti data sosial ekonomi, tingkat pengangguran, gini ratio dan pendekatan terhadap distribusi indeks pembangunan manusia secara konsisten terus membaik. 

Menurut Darmin, prediksi angka inflasi sebesar 3,2% pada tahun ini sudah disesuaikan dengan pertimbangan pertumbuhan ekonomi 2019. Kata Darmin, prediksi tersebut tidak berlebihan. 

Darmin menambahkan pemerintah saat ini memiliki pendekatan yang berbeda untuk perbaikan ekonomi. Seperti perbaikan di sektor infrastruktur, sumber daya manusia, infrastruktur hingga masalah pertanahan. 

Upaya tersebut bisa mendorong transformasi ekonomi yang baik. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pelatihan vokasi besar-besaran untuk memperbaiki SDM. Jika sudah berjalan, maka dalam beberapa tahun kemudian Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah. 

Selain ekonomi dalam negeri yang mulai membaik, faktor global juga turut mempengaruhi ekonomi nasional. Itu seperti mulai redanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ini memberikan sentimen positif ke Indonesia, tercermin dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang semakin menguat. 

"Saya kira dengan berita dari kemarin bahwa terjadi peredaan dalam perang dagang, maka ada peluang rupiah kita semakin menguat," kata Darmin.

Menurut dia, penguatan rupiah sudah terjadi dalam sebulan terakhir. Jika dibandingkan dengan mata uang ASEAN maupun negara-negara emerging market macam Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki, maka dalam sebulan terakhir rupiah terbaik. 

"Rupiah mengalami peningkatan dan penguatan yang tercerah," ujar Darmin.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan