Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2022 sebesar 0,56% dibandingkan bulan Desember 2021 atau month to month (mtm). Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Rabu (02/2) mengatakan berdasarkan survei di 90 kota, perkembangan harga berbagai komoditas di Januari 2022 secara umum mengalami kenaikan.
"Inflasi tahun kalender sama dengan inflasi bulanan 0,56%, sementara inflasi tahun ke tahun year on year (yoy) 2,18%," paparnya, Rabu (02/2).
Dia menjelaskan berdasarkan hasil survei yang dilakukan di 90 kota sebanyak 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,53%. Sedangkan yang terendah terjadi di Manokwari 0,02%.
"Kalau lihat penyebab inflasi di Sibolga karena adanya andil dari kenaikan harga ayam ras di mana ayam ras memberikan andil inflasi di Sibolga 0,16%, diikuti ikan serai andil 0,16%, dan ikan tongkol dengan andil inflasi 0,14%," jelasnya.
Sementara kota yang mengalami deflasi tertinggi ada di Kotamobagu dengan deflasi sebesar 0,66%. Deflasi terendah ada di Jayapura sebesar 0,04%. Penyebab deflasi di Kotamobagu adalah adanya andil deflasi komoditas ikan cakalang yang diawetkan andilnya 0,30%.
"Kemudian cabai rawit andil deflasi Mobagu 0,28%. Terakhir, yang juga cukup tinggi adalah dari ikan cakalang andil 0,18%," tuturnya.
Menurutnya inflasi secara mtm Januari masih lebih tinggi dari 2021 dan secara yoy juga masih lebih tinggi. Inflasi Januari 2022 yoy sebesar 2,18% merupakan angka tertinggi sejak Mei 2020, di mana saat itu inflasi 2,19%.
Inflasi secara umum dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran belanja bulanan. Yakni berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil inflasi 0,30% di Januari. Lalu dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil 0,10%.
"Yang masuk dalam tiga besar, juga dari kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga di mana berikan andil di Januari 0,05%," lanjutnya.