close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kubu koalisi Prabowo-Sandi mengumpulkan para pakar ekonomi di kediaman Prabawo Subianto di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan./Kudus Purnomo Wahidin
icon caption
Kubu koalisi Prabowo-Sandi mengumpulkan para pakar ekonomi di kediaman Prabawo Subianto di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan./Kudus Purnomo Wahidin
Bisnis
Sabtu, 06 Oktober 2018 08:36

Inilah rekomendasi Prabowo-Sandi atasi persoalan ekonomi

Prabowo mengatakan hal itu perlu dilakukan guna menjawab permasalahan dari kondisi ekonomi saat ini yang menurutnya tengah menurun.
swipe

Kubu koalisi Prabowo-Sandi mengumpulkan sejumlah pakar ekonomi di kediaman Prabawo Subianto di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tujuannya adalah untuk menanggapi ihwal kondisi ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini.

Prabowo mengatakan hal itu perlu dilakukan guna menjawab permasalahan dari kondisi ekonomi saat ini yang menurutnya tengah menurun.

"Kami telah mengumpulkan beberapa para ahli ekonomi terkemuka di Indonesia yang juga menjadi tim ekonomi untuk membahas secara mendalam perkembangan ekonomi yang tidak menggembirakan. Namun kami mempunyai solusi yang dapat memulihkan keadaan ekonomi ini," ujarnya.

Ekonom senior Rizal Ramli yang turut hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan, untuk menstabilkan ekonomi Indonesia, setidaknya pemerintah harus mengurangi beban impor terutama yang terkait dengan komoditas bahan industri.

"Kita punya caranya asal berani. Satu kurangi defisit, pemerintah harus fokus kepada impor yang besar, apa itu? 67% dari impor, salah satunya adalah impor baja, jangan kebanyakan impor Cina. Itu membuat harga sangat murah, Karakatau Steel tidak untung, malah rugi, tolong kita kurangin impor dari Cina," ungkapnya.

Tak hanya itu, Mantan Menteri Ekonomi dan Industri itu mengatakan, pemerintah juga harus membangun iklim ekspor yang pro terhadap ekonomi Indonesia.

"Caranya sistem ekspor harus masuk semua ke sistem perbankan. Sekarang yang masuk cuma 25%. Itu kita wajibkan supaya semua eksportir masuk ke dalam. Saya tahu pemerintah menngajak supaya mempergunakan rupiah. Tapi itu belum memadai. Satu tahun harus ditahan dulu di Bank Indonesia masukan dulu ke dalam sistem dan cadangan devisa akan membaik," paparnya.

Karenanya, Rizal meminta kepada pemerintah untuk menerbitkan Perppu untuk mengwujudkan hal tersebut.
"Kami minta pemerintah mengeluarkan Perppu. Saya yakin temen-temen DPR setuju," ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga  mengingatkan agar pemerintah menghemat anggaran perhelatan Annual Meeting Internasional Monetery Found, alias Konfrensi Internasional Bank Dunia yang diselenggarakan di Bali nanti. Sebaiknya anggaran tersebut di alokasikan untuk penanganan korban bencana gempa di Palu dan Lombok.

"Itu anggarannya nyaris US$70 juta. Setahu saya mengadakan Konfrensi Internasional dengan dana US$10 juta itu sudah hebat dan mewah. Tugasnya penyelenggara hanya menyediakan venue, makanan dan jemputan. Negara ini lagi susah lagi. Banyak bencana, alirkan biaya itu untuk teman kita di Palu, Donggala dan Lombok," katanya.

Lebih jauh, atas dasar tersebut, Rizal menyatakan tak akan mengirim delegasi Badan Pemenangan Nasional Prabawo-Sandi di acara Konferensi tersebut, dengan alasan tidak ingin membebankan anggaran negara.

"Dengan ini kami memutuskan tak mengirim perwakilan ke Bali, sebagai penghematan sebagai prihatin terhadap korban bencana," pungkasnya

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan