PT Mass Rapid Transit Jakarta akan segera menerapkan sistem pembayaran tiket Moda Raya Terpadu (MRT) non-tunai dengan menggunakan kartu multi trip. Sistem pembayaran ini juga akan terintegrasi dengan moda lain seperti KRL Commuterline dan Trans Jakarta.
Direktur Konstruksi PT Mass Rapid Transit Jakarta Silvia Halim menyatakan sampai saat ini pihaknya masih menunggu perizinan dari Bank Indonesia untuk sistem pembayaran tersebut.
Menurut Silvia, proses perizinan tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang. Meski begitu, Silvia optimistis pihaknya akan merealisasi kartu multi trip itu dalam jangka waktu dekat ini.
"Ini memang butuh waktu, karna sistem kartu di Jakarta sudah banyak sekali, tetapi kita optimis bahwa kartu mukti trip ini akan terealisasi dengan cepat," katanya.tis
Lebih lanjut, Silvia mengatakan kunci sukses dalam membagun transportasi publik adalah integrasi. Menurut dia, jika pengembangan dan integrasi dapat dilakukan, maka masyarakat akan terdorong untuk menggunakan transportasi publik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph mengatakan, pihaknya telah meningkatkan pelayanan integrasi fisik seperti pendirian halte busway di dekat stasiun Moda Raya Terpadu.
"Misalnya seperti halte di Bundaran HI. Dulu pintu masuk halte itu hanya dua, kalau sekarang sudah ada enam pintu. Bisa dikatakan bundaran HI ini merupakan halte yang paling modern dibandingkan dengan halte lainnya," kata Joseph.
Lebih lanjut, Joseph menyebut terdapat empat halte Transjakarta yang terintegrasi dengan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Di antaranya, halte Bundaran HI, halte Tosari, halte Lebak Bulus, dan halte CSW.
Dihubungi terpisah, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai sistem layanan integrasi MRT sudah cukup baik. Hal itu dilihat dari pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi para penumpang kereta yang diresmikan pada 24 Maret 2019 itu.
"Saya melihat sudah cukup baik. Sekarang sedang dilakukan pemenuhan SPM, seperti sistem ticketing, ruang ibadah, penerangan, dan lain-lain ya," kata Djoko.
Meski demikian, dia meminta pada pihak PT Mass Rapid Transit Jakarta untuk mengadakan evaluasi rutin setiap waktu dalam meningkatkan sistem transit dengan moda transportasi lainnya.
"Evaluasi itu untuk menjaga layanan tetap berjalan dengan baik," ucap Djoko.