close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kendaraan melintas di Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road, di Jakara, Rabu (4/7)/AntaraFoto
icon caption
Kendaraan melintas di Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road, di Jakara, Rabu (4/7)/AntaraFoto
Bisnis
Senin, 09 Juli 2018 10:24

Integrasi tol JORR memperlancar arus logistik

Solusi ini juga dapat mengurangi kemacetan di jalan arteri sehingga dapat menambah kelancaran lalu lintas barang dan jasa.
swipe

Kementerian Perhubungan berkeyakinan integrasi Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dapat mendorong arus logistik keluar dan masuk kendaraan ke Pelabuhan Tanjung Priok menjadi lancar.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Agus H Purnomo mengatakan, Kementerian Perhubungan telah mengirimkan surat kepada Kementerian PUPR. Surat itu meminta agar dapat meninjau kembali pemberlakuan besaran tarif tol ruas Kebon Bawang-Rorotan yang dikelola PT Hutama Karya.

“Sehingga akan mendorong truk barang menggunakan layanan tol JORR untuk kelancaran arus barang masuk dan keluar pelabuhan Tanjung Priok,” jelas Agus dalam siaran pers yang diterima Alinea.id.

Solusi ini juga dapat mengurangi kemacetan di jalan arteri sehingga dapat menambah kelancaran lalu lintas barang dan jasa.

Tol JORR sejatinya difungsikan mendukung efektifitas kelancaran arus barang menuju dan keluar pelabuhan Tanjung Priok. Terutama bila dilihat dari kawasan industri di Timur Jakarta (Bekasi, Karawang, Cikarang, dan sekitarnya) melalui tol Cikampek dan menyambung ke tol JORR menuju Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga tidak masuk lagi ke dalam tol dalam kota. 

"Peningkatan ship call di Terminal New Port Container Terminal (NPCT) 1 dan letak gate yang berdekatan dengan jalan mengakibatkan peningkatan volume kendaraan. Menimbulkan kepadatan lalu lintas yang tentunya keberadaan tol JORR ini sangat membantu dan efektif, untuk kelancaran arus barang menuju dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok," katanya.

Selama ini, terindikasi supir truk menghindari masuk tol yang menuju dari dan/ke Pelabuhan Tanjung Priok (Tol Akses Priok) terutama di sekitar Bogasari/Airin. Hal ini disebabkan mahalnya tarif tol yang berlaku di tol Ruas Kebon Bawang-Rorotan, dimana tarif untuk truk golongan V sebesar Rp 45.000 untuk jarak sekitar 15 kilometer, sehingga truk memilih tidak masuk tol melainkan melalui jalan arteri.

Sementara itu, Plt Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Lollan Panjaitan telah melakukan sejumlah langkah konkret untuk mendukung mobilisasi dan kelancaran logistik sambil menunggu integrasi tol JORR.

Langkah-langkah tersebut adalah dengan penataan pembatas dan akses di beberapa titik jalan, melakukan divert atau pengalihan kapal ke terminal lain dan membangun buffer area atau lahan penampungan truk seluas satu hektar yang dapat menampung 120 unit truk petikemas ukuran 40 feet.

“Sebagian sudah dioperasikan sejak tanggal 23 Mei 2018 serta perluasan satu hektare area tambahan lagi yang menjadi pregate sebagai solusi letak gate masuk yang dekat dengan jalan raya," ujar Lollan.

Hasil evaluasi sementara dari beroperasinya sebagian lahan buffer area tersebut sudah dapat mengurai kemacetan yang mengarah ke Cilincing.

Oleh karena itu, jika integrasi tol JORR dapat segera dilakukan, tentunya arus logistik barang dan jasa akan semakin lancar dan dapat menekan biaya operasional truk barang. Sekaligus mengurai kemacetan di jalan raya sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan