close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas memeriksa pengoperasian alat pengebor elektrik D-1500E di daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa Kalentambo, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jabar, Selasa (4/2/2020). Foto Antara/M. Ibnu Chazar
icon caption
Petugas memeriksa pengoperasian alat pengebor elektrik D-1500E di daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa Kalentambo, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jabar, Selasa (4/2/2020). Foto Antara/M. Ibnu Chazar
Bisnis
Sabtu, 07 Maret 2020 20:51

Investasi naik 84%, Pertamina akan bor 411 sumur

Nilai terbesar berada di sektor hulu. Mencapai US$3,7 miliar.
swipe

PT Pertamina (Persero) meningkatkan investasi hingga 84% atau sebesar US$7,8 miliar pada 2020 untuk pengeboran 411 sumur. Target tersebut naik 17% dibanding tahun lalu.

“Investasi terbesar berada di sektor hulu. Sebesar US$3,7 miliar. Agar Pertamina bisa terus meningkatkan produksi migas dalam rangka menuju target satu juta barel," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan resminya, Sabtu (7/3).

Nilai investasi perusahaan minyak negara ini pada 2019 sebesar US$4,2 miliar. Dipakai untuk mengebor 351 sumur.

Pertamina, lanjut dia, mendukung rencana pemerintah memproduksi sejuta minya barel per hari (million barrel oil of equivalent per day/MBOEPD). Dengan kontribusi 65% volume dari domestik.

Kontribusi terbesar diharapkan pada 2030. Berasal dari pengurasan sumur minyak (enhanced oil recovery/EOR) sejumlah 36% dari total volume produksi dan transformasi resources to production di lapangan-lapangan migas besar yang juga 36% dari total volume produksi.

Dirinya menambahkan, Pertamina pun bakal meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) secara bertahap. Pada 2020, ditargetkan 923 MBOEPD. Naik 17 MBOEPD dibandingkan tahun kemarin.

“Pertamina harus terus bekerja keras untuk bisa menahan natural decline rate dan sekaligus meningkatkan produksi migas. Mengingat sumur yang dikelola sudah mature," tuturnya.
 
Pertamina, lanjut Nicke, juga akan lebih agresif dalam mencari dan menemukan tambahan cadangan migas melalui survei seismik 2D. Pada 2020, luasannya, termasuk 2D open area, mencapai 31 ribu kilometer lebih. Meningkat 500% daripada 2019.

"Sedangkan untuk seismik 3D, mencapai lebih dari 1.000 km persegi. Meningkat hingga 55% dibanding tahun 2019," ucap Nicke.

Peningkatan produksi juga akan menyasar energi baru terbarukan (EBT). Terutama panas bumi dengan target 4.635 gigawatt per jam (GWH). Artinya, naik 9% dibanding prognosis 2019 sebesar 4.271 GWH.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan