Industri pengolahan kapas tanah air dilirik investor Eropa. Dikabarkan investor asing tertarik untuk menanam modal di sektor pengolahan kapas.
Pengamat bisnis dan investasi dari DK Consulting, Djoko Kurniawan mengatakan kalau investor tersebut diperkirakan akan menggelontorkan dana ratusan juta dolar AS untuk mengembangkan sektor kapas. Nantinya akan digunakan memproduksi kapas kecantikan, kesehatan dan industri.
Ada dua kemungkinan yang akan dilakukan investor tersebut. Pertama, membangun pabrik sendiri dengan skema Foreign Direct Investment (FDI), dan opsi yang kedua, adalah bermitra dengan perusahaan domestik yang sudah eksis.
"Saya perkirakan, investor tersebut akan mengambil opsi kedua dengan menggandeng perusahaan lokal. Hal itu sebagai upaya mereka memitigasi risiko berbisnis di Indonesia," ujar Djoko.
Sayang Djoko tidak menyebut jati diri investornya. Meski begitu, Djoko mengatakan kalau investor saat ini sangat agresif berekspansi ke Indonesia.
Sebelumnya beredar kabar Vivendi SA yakni konglomerat media asal Prancis berencana mengakuisisi sebagian saham PT Global Mediacom Tbk (MNCN). Selain Vivendi yang akan mencicipi pasar stasiun televisi, Michelin sudah melangkah lebih dulu dengan merealisasikan investasinya. Berpatungan dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membangun pabrik synthetic rubber senilai US$435 juta.
Investor asal Prancis lainnya adalah Vinci, juga bekerjasama dengan BUMN Indonesia Tourisme Development Corporation (ITDC) berencana membangun sirkuit Moto GP di kawasan pariwisata Mandalika, Lombok, senilai US$1 miliar.
Masuknya investor asing ke Indonesia bisa menunjukkan iklim investasi Indonesia kondusif. Sebab selain jumlah penduduknya yang besar, sumber daya alam di sini masih menarik buat investor asing.
"Masuknya investor asing bisa ikut mengembangkan industri lokal karena kekuatan modal yang dimiliki. Bisa terjadi jika industri lokal dilibatkan sebagai partner lokal," papar Djoko.
Maraknya investasi asal Eropa tersebut buah dari keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengundang investor asing berinvestasi ke negeri ini. Salah satunya adalah pemberian fasilitas tax holiday.
Kepala Subdit Peraturan Pemotongan dan Pemungutan PPh dan PPh Orang Pribadi, Direktorat Peraturan Perpajakan II, Sulistyo Wibowo mengatakan, saat ini ada 12 investor yang mendapatkan fasilitas tersebut. Sulisyo menyebut ke-12 investor tersebut menanamkan modal sebesar Rp210,8 triliun.
Khusus di sektor pengolahan kapas, tidak hanya perusahaan asal Eropa yang berniat berinvestasi. Sedikitnya ada dua negara lain yang memiliki minat serupa, yaitu Cina, dan Korea Selatan, yang berencana mengembangkan bisnis kapas di Indonesia.
Minat yang tinggi berinvestasi kapas di tanah air karena terbentur aturan di masing-masing negara tersebut. Sehingga tidak dapat mengembangkan bisnis kapas disana.
Apalagi sektor pengolahan kapas di Indonesia tidak masuk ke dalam daftar negatif investasi, turut menciptakan daya tarik investor asing. Produsen kapas untuk kecantikan, kesehatan dan industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia juga sangat terbatas baru dua perusahaan. (Ant)