Jumlah investor yang memilih berinvestasi melalui layanan Invest di aplikasi OVO menembus 250.000 orang hanya dalam waktu dua bulan sejak peluncuran, Januari 2021.
Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit, mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat berbagai kalangan semakin sadar untuk berinvestasi, khususnya reksa dana pasar uang.
"Kami sangat gembira melihat performa reksa dana pasar uang MOBLI. Sejak pertama diluncurkan di akhir Januari, kini jumlah investor telah menembus 250.000 orang hanya dalam kurun waktu dua bulan," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/3).
Manulife OVO Bareksa Likuid (MOBLI) adalah kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia, yang belum lama ini dikenalkan kepada masyarakat. MOBLI merupakan hasil kerja sama antara OVO dan Bareksa.
Modal minimal yang dibutuhkan untuk berinvestasi hanya Rp10.000 dan berisiko rendah. Adapun rata-rata yang berinvestasi di aplikasi OVO tersebut generasi milenial berusia 26 tahun.
"Kriteria utama mereka dalam berinvestasi adalah karena risikonya yang rendah dan dana dikelola oleh manajer investasi yang terkemuka serta handal," ujarnya.
Hal senada juga diutarakan pakar keuangan, Dani Rachmat. Menurutnya, berinvestasi di reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan tepat bagi investor pemula.
Namun, dirinya juga mengingatkan, investor harus paham profil risiko masing-masing. Ini penting untuk menjadi panduan menentukan portofolio investasi ke depannya.
"Investasi itu, kan, hitungan dari untung dan rugi. Dengan memahami profil risiko akan membantu kita menentukan portofolio kita ke depannya," ucap Dani.
Dirinya menjelaskan, ada enam profil risiko yang perlu dicermati, yaitu ekstra konservatif, konservatif, moderat, seimbang, agresif, dan ekstra agresif.
Untuk yang ekstra konservatif dan memilih opsi yang benar-benar aman, dapat diambil atau dicairkan kapan saja dan tanpa risiko sama sekali karena dijamin pemerintah.
"Lebih baik memilih 90% pasar uang, 10% di pendapatan tetap. Untuk yang ekstra agresif, dapat memilih 80% atau bahkan 100% saham," kata dia.
Dani juga menyarankan agar para investor tetap berhati-hati dalam memilih manajer investasi (MI) karena di reksa dana, uang yang disetorkan akan dikelola MI. Karenanya, penting untuk mengecek riwayat MI, berapa dana yang dikelola, perkembangan NAB, dan kinerja secara historis.
"Risiko tidak bisa dihilangkan, hanya bisa diminimalisir. Beberapa tips analisa risiko dari saya antara lain ketahui profil risiko, tentukan horizon investasi, pergunakan jasa profesional, dan pilih produk yang sesuai," tuturnya.