Investor diharapkan lebih cermat dalam merespons data ekonomi domestik dan luar negeri. Ini karena pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat dipengaruhi data-data tersebut.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan respons pelaku pasar sudah terlihat sejak US Dollar Index menembus 95,1, atau level tertinggi dalam 11 bulan terakhir.
Ketidakpastian perang dagang juga menjadi sentimen negatif terutama bagi negara Asia. Imbasnya bukan saja pada ekspor tapi juga ancaman PHK disektor penghasil bahan baku hingga barang penolong (intermediaires goods).
"Selain capital outflow, investor asing maupun domestik mulai berekspektasi terkait realisasi data ekonomi yang akan dirilis. Lesunya ekspor dan kenaikan impor barang konsumsi jelang Lebaran serta bengkaknya impor minyak membuat neraca perdagangan menjadi tidak sehat," ujarnya kepada Alinea, Sabtu (23/6).
Kendati begitu, sinyal positif pemulihan ekonomi masih ada. Salah satunya ekspektasi laporan penjualan ritel selama Ramadan dan Lebaran yang diprediksi naik di atas 10%, atau lebih baik dari Lebaran tahun sebelumnya. Kepercayaan kelas menengah atas untuk kembali belanja meningkat, seiring dengan membaiknya indeks kepercayaan konsumen dan indeks penjualan riil Bank Indonesia (BI).
Pada pekan ini, IHSG masih dibayangi koreksi akibat berlanjutnya aksi jual investor asing yaitu 5.700-5.810. Saham penggerak positif pekan ini yaitu, sektor ritel, pertambangan, perkebunan, kertas dan konstruksi. Saham yang berpotensi kembali mengalami aksi jual seperti sektor bank, telekomunikasi, rokok, dan otomotif.
Sementara, Direktur Pengembangan Bisni Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan, mengaku optimistis terhadap kinerja IHSG. "Kalau bicara nilai transaksi mengalami kenaikan. Rata-rata transaksi Rp9 triliun per hari, dimana 60% diantaranya adalah kontribusi investor domestik," kata Nicky, Jumat (22/6).
Rata-rata investor yang bertransaksi secara harian sebanyak 40 ribu, sehingga menghasilkan nilai transaksi harian sebesar Rp9 triliun. Capaian itu, jauh lebih baik dari pada 1-2 tahun lalu. Dimana investor yang bertransaksi secara harian masih di kisaran 20-30 ribu.
Sementara, pasca libur panjang laju IHSG pada penutupan akhir pekan tercatat mengalami perubahan sebesar 2,87% ke posisi 5.821,81 poin dari 5.993,62 poin. Kapitalisasi pasar BEI juga berubah 2,71% ke posisi Rp6.535,21 triliun dari Rp6.716,99 triliun sepekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian saham di BEI pekan ini juga mengalami perubahan sebesar 7,61% menjadi Rp9,76 triliun dari Rp10,57 triliun sepekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian saham pekan ini berubah 32,74% menjadi 7,81 miliar unit saham dari 11,61 miliar unit saham sepekan sebelumnya, dan rata-rata frekuensi transaksi harian saham juga mengalami perubahan 0,33% menjadi 452,95 ribu kali transaksi dari 454,45 ribu kali transaksi sepekan sebelumnya.
Investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih dengan nilai Rp3,84 triliun. Dengan begitu, sepanjang tahun ini investor asing mencatatkan jual bersih dengan nilai Rp47,28 triliun.