close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Investor pasar keuangan memberikan respons terhadap pendaftaran dua pasangan Capres-Cawapres untuk Pilpres 2019. / Antara Foto
icon caption
Investor pasar keuangan memberikan respons terhadap pendaftaran dua pasangan Capres-Cawapres untuk Pilpres 2019. / Antara Foto
Bisnis
Jumat, 10 Agustus 2018 17:56

Investor lebih suka Jokowi-Maruf atau Prabowo-Sandi?

Investor pasar keuangan merespons Capres-Cawapres 2019 antara Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Maruf Amin. Siapa paling disukai?
swipe

Investor pasar keuangan merespons Capres-Cawapres 2019 antara Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Maruf Amin. Siapa paling disukai?

Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden resmi mendaftar sebagai kandidat Pilpres 2019 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (10/8). Kedua pasangan itu adalah Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.

Pengamat pasar modal Rudy Utomo menilai bahwa respons investor terhadap nama-nama calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2019 cukup positif bagi industri pasar modal.

"Pasangan Jokowi yakni Maruf Amin, sementara Prabowo dengan Sandiaga Uno cukup dikenal di industri pasar modal, jadi pasar responnya relatif positif," ujar Rudi Utomo yang juga Direktur Utama Evergreen Sekuritas di Jakarta, Jumat (10/8).

Dia menjelaskan, pada 2011 lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa mengenai jual beli saham di pasar modal, tertulis dalam Fatwa DSN Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

"Kabarnya, Maruf Amin merupakan salah satu yang merumuskan fatwa itu. Jadi, dia tentu paham dengan pasar modal," katanya.

Sementara Sandiaga Uno, menurut Rudi utomo, merupakan pemegang saham di salah satu perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Sementara Jokowi dan Prabowo, investor di pasar modal juga sudah tahu rekam jejaknya," ucapnya.

Rudy Utomo mengharapkan pemimpin di masa mendatang tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu penopang perekonomian nasional.

"Selain itu, harga pangan juga diharapkan stabil sehingga menjaga konsumsi domestik," katanya.

Terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, setelah terbentuknya dua pasangan Capres dan Cawapres tersebut, tentu akan memberikan sinyal positif dan diapresiasi oleh pelaku usaha. Bahkan, dia menilai pasar keuangan sudah bisa memprediksi siapa yang menang. 

Kendati demikian, Piter menjelaskan, karakter pelaku pasar itu bersifat independen. Pelaku pasar cenderung akan bersiap diri untuk menghadapi kemenangan siapapun antara Jokowi-Maruf atau Prabowo-Sandi.

"Saya melihat kedua-duanya ini cukup diterima oleh pasar," jelasnya kepada Alinea.id, Jum'at (10/8).  

Lebih lanjut Piter menjelaskan Maruf Amin merupakan pilihan bijak Jokowi dan partai politik. Maruf menurut kaca mata Piter bisa melengkapi Jokowi dengan rekam jejak sekaligus kemampuannya di banyak bidang, khususnya terkait sosial dan keagamaan. 

Meski bisa dikatakan tidak memiliki latar belakang ekonomi, kata dia, Maaruf memiliki pendidikan dan pengalaman yang dalam tentang ekonomi syariah. 

Dengan semua track record tersebut, Maruf Amin dinilai bisa membantu sekaligus melengkapi Jokowi apabila memenangkan Pemilu. Maruf dinilai bisa memperlancar lobi-lobi dalam rangka konsolidasi nasional, menangani isu-isu sosial, keagamaan, serta isu politik. 

"Maka, Pak Jokowi pada periode kedua bisa fokus melanjutkan program-program pembangunan ekonomi. Di bidang ekonomi ini pak Jokowi bisa juga mengandalkan pak Maruf dalam mengembangkan ekonomi syariah serta bisnis halal yang berpotensi besar. Menumbuhkan ekonomi syariah bukan berarti ke depan kita akan berkiblat atau semata memprioritaskan ekonomi syariah, tapi kita perlu mengembangkan ekonomi syariah dan bisnis halal karena kita punya potensi besar di sana," terang Piter.

Sementara Sandiaga Uno, dinilai memiliki latar belakang sebagai pengusaha sukses. Sandi juga memiliki pengalaman politik dan pengalaman birokrasi. Meski belum lama, Piter menilai Sandi cukup memupuni untuk mendampingi Prabowo. 

"Pak Sandi akan melengkapi pak Prabowo yang track record dan kemampuannya di bidang pertahanan dan politik sudah sangat matang. Pak Sandi apabila nanti memenangkan Pemilu bersama Prabowo, akan bisa fokus di bidang ekonomi," ujar Piter. 

Piter berharap, era kepemimpinan mendatang dapat membentuk tim yang solid dalam memajukan ekonomi di Indonesia. Seperti, membuat tim yang kuat untuk program sektor riil, program yang bisa diimplementasikan dan mampu memanfaatkan potensi yang suda ada. 

"Karena ini isu besar kita, kita punya potensi, banyak yang tidak tergarap dengan baik. Saya kira tantangannya ke depan itu, membuat tim yang solid. Holistik yang integrasi dan implementatif," pungkas Piter

Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat pendaftaran Capres-Cawapres ditutup menguat. (Bursa Efek Indonesia).

Rupiah memburuk

Setelah pendaftaran Capres-Cawapres, nilai tukar rupiah di pasar keuangan ditutup terkoreksi. Rupiah di pasar spot seperti dilansir Bloomberg pada perdagangan akhir pekan, Jumat (10/8), ditutup tuurn 0,43%.

Rupiah di pasar spot terdepresiasi 62 poin ke level Rp14.478 per dollar Amerika Serikat. Sepanjang hari, rupiah diperdagangkan pada level Rp14.435-14.481 per dollar AS.

Tercatat, rupiah telah terdepresiasi 6,49% sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Dalam 52 pekan, rupiah bergerak pada level Rp13.126-Rp14.564 per dollar AS.

Bank Indonesia juga mematok kurs tengah rupiah melemah menjadi Rp14.437 dari sehari sebelumnya Rp14.422 per dollar AS. 

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan terhadap dollar AS seiring antisipasi pasar terhadap data inflasi AS.

"Inflasi menjadi salah satu sinyal bagi perekonomian AS ke depannya, kondisi itu membuat pelaku pasar cenderung mengakumulasi aset berdenominasi dolar As," katanya.

Ia menambahkan data inflasi juga menjadi perhatian pasar karena dapat memberi sinyal bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya.

Terkait sentimen politik, Lukman Leong menilai pelaku pasar uang menanggapi netral sehingga depresiasi yang terjadi saat ini memfaktorkan sentimen eksternal.

"Respon pasar masih netral seraya menunggu rancangan ekonomi dari masing-masing pasangan Capres," katanya.

Dari lantai bursa, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/8), ditutup menguat sebesar 11,91 poin setelah adanya kepastian nama calon presiden dan wakil presiden.

IHSG ditutup menguat 11,91 poin atau 0,20% menjadi 6.077,17. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,92 poin atau 0,31% menjadi 963,07.

Kepala Riset Pacific Capital Investment, Parningotan Julio, mengatakan bahwa sentimen positif membayangi pasar saham domestik setelah pengumuman nama calon presiden dan wakilnya.

"Masih positif setelah pengumuman nama calon meski bursa saham eksternal cenderung negatif," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan IHSG relatif terbatas mengingat sentimen mengenai laporan keuangan emiten periode triwulan kedua cenderung mulai meredup.

"Sentimen pertumbuhan ekonomi triwulan kedua sebesar 5,27% juga mulai meredup sehingga menahan IHSG lebih tinggi," katanya.

 

Sumber: Antara

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan