Penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending Investree, menyampaikan bisnis unit Investree Syariah terus tumbuh sejak diluncurkan pada 2018.
Co-Founder dan CEO Investree, Adrian Gunadi mengatakan, pertumbuhan yang cukup unik di unit bisnis syariah ini terjadi pada 2020 saat pandemi. Investree syariah tercatat menyalurkan pendanaan hingga Rp230 miliar, atau naik hampir 107% secara tahunan (year on year/yoy).
"Hal itu merupakan tren yang terjadi di fintech secara umum, di masa pandemi ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Investree sendiri mengalami pertumbuhan 30%," kata Adrian, Rabu (5/5).
Secara kumulatif, lanjutnya, portofolio pendanaan Investree Syariah pada 2020 mencapai Rp380 miliar. Total ada sebanyak 163 penerima pinjaman (borrowers) dan 3.238 pemberi pinjaman (lenders) di Investree Syariah.
Pembiayaan Investree Syariah ini berkontribusi sebanyak 7,2% ke total portofolio Investree secara keseluruhan. Sementara, pangsa pasar Investree Syariah tercatat sebesar 13% di industri P2P lending syariah.
Investree Syariah juga mencatat, Jawa Barat dengan persentase 31% menjadi wilayah dengan pemberi pinjaman terbanyak, disusul oleh DKI Jakarta 24%, Banten 11%, Jawa Timur 10%, dan Jawa Tengah 7%. Sedangkan, penerima pinjaman terbanyak berasal dari wilayah DKI Jakarta sebanyak 53,5%, Jawa Timur 27,9%, Jawa Barat 11,1%, Banten 5,8%, dan DI Yogyakarta 1,2%.
"Dari sisi sektor industri, yang banyak dibiayai adalah perdagangan. Kemudian jasa elektrik dan energi, komputer IT (informasi dan teknologi), konstruksi, dan terakhir kreatif," ujarnya.
VP Investree Syariah Arief Mediadianto dalam kesempatan yang sama mengatakan, target pembiayaan Investree Syariah di akhir tahun nanti sebesar Rp320 miliar. Target ini naik 50% dari target tahun lalu sebesar Rp220 miliar.
"Jadi sesuai target yang sudah disampaikan, Investree Syariah diharapkan bisa berkontribusi 7% dari total portofolio yang ada," ucapnya.
Adapun hingga akhir kuartal I-2021, total pembiayaan kumulatif Investree Syariah mencapai Rp384 miliar. Pembiayaan ini diharapkan akan meningkat lagi empat kali lipat atau mencapai Rp50 miliar di kuartal II-2021.