Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2021, mengalami peningkatan 0,49% atau sebesar 72,29 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 71,94.
"IPM ini meningkat seiring dengan peningkatan semua indikator pembentuknya," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers BPS, Senin (15/11).
Adapun indikator-indikator pembentuknya antara lain harapan hidup. Di mana BPS mencatat ada peningkatan harapan hidup sebesar 0,10 tahun (0,14%) atau 71,57 tahun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Jadi artinya setiap bayi yang lahir di 2021 mempunyai peluang hidup yaitu sebesar 71,57 tahun," lanjut Margo.
Indikator selanjutnya adalah dimensi pendidikan. Di mana tercatat dalam rilisan BPS bahwa rata-rata lama sekolah bagi penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat dari 8,48 tahun menjadi 8,54 tahun atau naik 0,06 tahun (0,71%).
Sementara itu, bagi penduduk berusia tujuh tahun memiliki harapan lama sekolah 0,10 tahun (0,77%) atau mencapai 13,08 tahun. Itu hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma I. Angka ini meningkat dibandingkan dengan 2020 yang hanya mencapai 12,98 tahun.
Indikator terakhir adalah dimensi ekonomi, di mana pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan meningkat Rp143.000 (1,30%) atau sebesar Rp11.156.000.
Berdasarkan provinsi, DKI Jakarta mencatatakan IPM tertinggi yaitu sebesar 81,11. Sedangkan, untuk IPM terendah adalah Provinsi Papua yaitu sebesar 60,62.
"Jika dilihat dari statusnya, pada tahun ini ada dua provinsi yang menyandang status sangat tinggi yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Sedangkan, untuk kategori rendah sudah tidak ada karena semua provinsi nilainya sudah mencapai di atas 60," tutupnya dalam daring.