Dalam kondisi pandemi Covid-19, PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) perusahaan finansial teknologi yang bergerak di bidang Payment Gateway, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (4/5).
Presiden Direktur Cashlez Worldwide Indonesia Tee Teddy Setiawan menjelaskan, sebagai perusahaan Fintech Payment Gateway yang telah resmi mendapatkan izin dari Bank Indonesia, pencatatan perdana saham ini dapat mendukung pengembangan bisnis perseroan melalui sinergi dari berbagai pihak.
Emiten berkode saham CASH menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dari IPO ini, Cashlez melepas sebanyak 250 juta saham baru, dengan harga Rp350 per saham.
Jumlah modal ini meliputi sekitar 17,5% dari modal disetor dan ditempatkan pada Cashlez. Secara bersamaan, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri I dengan rasio 1:1.
Ekspansi bisnis
Pada pembukaan pagi ini, saham CASH dibuka menguat 9,71% ke level Rp384 per saham. Tercatat, saham CASH ditransaksikan sebanyak delapan kali dengan volume 46.100 saham. Nilai transaksinya mencapai Rp17,7 juta.
Teddy Setiawan melanjutkan, melalui IPO ini, Cashlez telah memperoleh dana segar sebesar Rp87,5 miliar. Sekitar 61,31% dari dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi PT Softorb Technology Indonesia (STI). Sisa dananya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.
Mengakuisisi STI dinilai sebagai langkah yang strategis dalam menunjang pertumbuhan bisnis perusahaan. Akuisisi juga diharapkan dapat menciptakan sinergi pengembangan bisnis, salah satunya melalui jumlah merchant yang bergabung bersama Cashlez.
Sebagai informasi, jumlah merchant Cashlez lebih dari 7.000 merchant, 88% di antaranya terdiri dari usaha menengah kecil mikro (UMKM). Sampai akhir tahun ini, jumlah merchant yang bergabung dengan Cashlez akan mencapai 10.000 merchant.
Kinerja perusahaan Cashlez di tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dari tahun sebelumnya. Nilai Gross Transaction Value atau GTV pada akhir tahun 2019 meningkat menjadi Rp3,811 miliar atau sebesar 183% year on year (YoY) tumbuh dari tahun 2018. Target peningkatan GTV selanjutnya diproyeksikan 3 kali lipat dari hasil di tahun 2019.