Dua perusahaan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Dua perusahaan tersebut yaitu, PT Urban Jakarta Propertindo Tbk. dan PT Satria Mega Kencana Tbk.
Dengan kedatangan dua emiten tersebut, maka jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal sepanjang 2018 menjadi 55 emiten. Sekaligus menambah jumlah perusahaan tercatat menjadi 617 perusahaan.
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk. berkode emiten (URBN) melepas 360 juta saham atau 11,24% dari modal disetor dan ditempatkan. Harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) ditetapkan pada Rp1.200 per saham. Dengan demikian, perusahaan meraih dana Rp430 miliar dari IPO.
"Kami percaya bahwa properti dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang kami kembangkan merupakan pilihan cerdas bagi masyarakat," ungkap Komisaris Independen URBN Dyah Tjahjani Saraswati di Gedung BEI, Senin (10/12).
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 504.000.000 waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 19,68% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat IPO.
"Harapan kami, dengan diserapnya produk oleh pasar, tentu akan meningkatkan kinerja perseroan serta kebangkitan sektor industri properti pada umumnya," jelas Dyah.
51% dari dana perolehan IPO untuk akuisisi lahan di wilayah Jabodetabek. Sekitar 31% digunakan untuk belanja modal pengembangan dan sisanya 18% digunakan untuk belanja modal kerja perseroan.
Pengembang hunian terpadu ini menunjuk penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters (JLU), yaitu PT RHB Sekuritas Indonesia dan PT Sinarmas Sekuritas.
Pada pembukaan perdagangan, perusahaan dengan kode saham URBN ini naik 600 poin atau 50% ke level Rp1.800 dari harga pembukaan Rp1.200. Dengan demikian, saham URBN otomatis terkena auto reject.
Adapun PT Satria Mega Kencana Tbk. yang bergerak di bidang properti dan kawasan pariwisata, melepas 400.000.000 lembar saham atau sebesar 40,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten dengan kode SOTS ini melepas harga Rp165 per saham. Dengan begitu, jumlah tambahan modal yang berhasil dihimpun Satria Mega Kencana dari IPO ini mencapai Rp 66 miliar.
"Tujuan utama mengembangkan bisnis hotel pariwisata hospital di bagian timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Hal ini untuk memajukan infrastruktur majunya pariwisata di timur," kata Komisaris Utama SOTS Herman Herry Andranacus.
Perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO mengakuisisi tanah dan bangunan Sotis Residence Penjernihan. Dalam aksi korporasi ini, Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai underwriter.
Adapun pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 115 poin atau 69,7% ke level Rp280 dari harga IPO Rp 165. Saham SOTS ditransaksikan sebanyak 36 kali dengan volume perdagangan sebanyak 26,448 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 740,54 juta.
Dengan demikian, saham SOTS juga mengalami auto reject seperti halnya saham URBN.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna berharap milestone ini tidak menjadi ujung melainkan awal bagi entitas untuk menjalan sistem di pasar modal Indonesia.