close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto tangkapan layar Youtube  Kemenkeu RI.
icon caption
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI.
Bisnis
Senin, 16 Agustus 2021 18:19

Jadi tahun terakhir defisit di atas 3%, ini target 2022

Pemerintah masih mempertimbangkan pengendalian kasus Covid-19 dan vaksinasi dalam desain APBN 2022.
swipe

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Covid-19 masih akan sangat memengaruhi dan dipertimbangkan dalam desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Menurutnya, masih ada anggaran yang cukup signifikan untuk pengendalian kasus Covid-19 dan vaksinasi yang dilanjutkan di tahun depan.

"Untuk 2022, dukungan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural akan menjadi penting. Kita semua tahu 2022 menjadi tahun terakhir defisit yang diperbolehkan di atas 3%," kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers, Senin (16/8).

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pemerintah berusaha menyeimbangkan secara harmonis. Yaitu, antara kebutuhan untuk konsolidasi fiskal agar APBN sehat kembali, dengan kebutuhan yang tetap meminta adanya dukungan APBN untuk pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19.

Pemerintah akan mengupayakan defisit APBN turun menjadi Rp868 triliun, atau turun hampir Rp100 triliun dari tahun 2021 sebesar Rp961,5 triliun. Menurutnya, penurunan defisit ini menggambarkan upaya konsolidasi yang cukup tajam. Adapun dari persentase defisit terhadap gross domestic product (GDP) adalah 4,85%, turun dari 5,82% tahun 2021.

Selain itu, dalam postur APBN 2022, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.840,7 triliun atau naik 6%. Penerimaan pajak diproyeksi mencapai Rp1.506,9 triliun, atau naik 9,5% dari outlook 2021.

"Levelnya belum kembali seperti di level 2019. Kalau pemulihan ekonomi kuat, kita akan mendapatkan penerimaan pajak," ujar Sri

Akan tetapi, lanjutnya, pajak penghasilan alias PPh Badan di tahun depan akan mengalami penurunan lagi ke level 20%. Dengan demikian, meski pemulihan ekonomi cukup kuat, penerimaan akan dihadapkan rate PPh badan yang turun 20%.

Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diprediksi akan normal. Pasalnya, kemungkinan harga komoditas di tahun ini melonjak, sehingga tahun depan diprediksi akan normal. Dengan demikian, outlook rate PNBP tahun depan ada di Rp333,2 atau terkontraksi 6,7% dari Rp357,2 triliun.

Adapun di sisi belanja tahun depan, pemerintah akan mengeluarkan anggaran Rp2.708,4 triliun yang dirasa cukup stabil. Belanja ini naik 0,4% dari outlook tahun ini.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan