Perusahaan pengelola jalan tol, PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) resmi mencatatakan obligasi I PT JLB tahun 2018 sebesar Rp1,3 triliun. Obligasi yang ditawarkan kepada publik ini telah mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 12 September 2018.
Direktur Utama JLB Fatchur Rochman mengatakan, pada masa penawaran umum obligasi yang sudah dilakukan sejak tanggal 14 hingga 17 september 2018, mendapat sambutan positif dari investor.
"Kami mendapat sambutan yang cukup baik dengan adanya respons pasar cukup tinggi di tahun ini. Momentum ini tentunya kami jadikan acuan untuk dapat meningkatkan dan memperkuat kinerja serta struktur pendanaan perusahaan," jelas Fatchur, di Gedung BEI, Jumat (21/9).
Obligasi I JLB dibagi dalam dua tenor, yakni seri A bertenor tiga tahun dengan besaran kupon 9,75% per tahun. Lalu, seri B bertenor lima tahun dengan besaran kupon 10,65% per tahun.
Bunga obligasi I JLB dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi, dengan pembayaran pertama akan dibayarkan pada tanggal 20 Desember 2018. Pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo untuk obligasi I JLB seri A akan dilakukan pada tanggal 20 September 2021. Untuk seri B, dilakukan pada 20 September 2023.
Perusahaan akan menggunakan dana hasil dari penerbitan obligasi untuk melunasi utang dari kredit sindikasi. Kredit sindikasi berasal dari Bank Mandiri, Bank Panin, dan Bank DKI sebesar Rp1,190 triliun.
"Sisanya, untuk kebutuhan modal kerja di bagian Indonesia Timur, tapi kami lihat dulu kondisinya layak atau tidak," katanya.
Obligasi I JLB ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa konsesi pengusahaan jalan tol berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang haknya diberikan pemerintah selama masa konsesi dan rekening operasional yang diikat dengan fidusia.
Untuk penerbitan obligasi ini, perusahaan telah mengantongi hasil pemeringkatan A+ dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT BCA Sekuritas.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fitri Hadi menyatakan, penerbitan obligasi ini jadi alternatif investasi bagi para investor. "Kami yakin akan mendapatkan respons positif dari investor sebagai alternatif investasi bagi investor di pasar," katanya.
Sekadar informasi, JLB membukukan peningkatan pendapatan usaha pada tahun 2017 sebesar Rp41,5 miliar ketimbang 2016. Pendapatan usaha di tahun 2016 sebesar Rp443,9 miliar dan pendapatan usaha tahun 2017 sebesar Rp485,4 miliar. Laba bersih perusahaan juga naik sebesar Rp95,4 miliar dari Rp52,3 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp147,7 miliar pada tahun 2017.
Struktur pemegang saham JLB yaitu PT Bangun Tjipta Sarana sebesar 64,8%, PT Margautama Nusantara sebesar 35% dan PT Rekadaya Adicipta sebesar 0,2%. Saat ini, PT JLB telah mengelola jaringan tol yang menghubungkan Penjaringan-Kebon Jeruk yang merupakan akses ke JORR W-2 dan Jalan Tol Jakarta Tangerang, serta menghubungkan akses tol Bandara Soekarno Hatta.