close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Indonesia akhirnya menguasai mayoritas saham PT Freeport Indonesia sebesar 51% setelah perusahaan tambang emas terbesar dunia itu beroperasi setengah abad. / Reuters
icon caption
Indonesia akhirnya menguasai mayoritas saham PT Freeport Indonesia sebesar 51% setelah perusahaan tambang emas terbesar dunia itu beroperasi setengah abad. / Reuters
Bisnis
Kamis, 12 Juli 2018 19:27

Jalan panjang Indonesia resmi kuasai 51% saham Freeport

Setelah bernegosiasi 3,5 tahun, Indonesia akhirnya resmi menguasai 51% saham tambang emas terbesar dunia PT Freeport senilai Rp55,4 triliun.
swipe

Setelah bernegosiasi 3,5 tahun, Indonesia akhirnya resmi menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia, tambang emas terbesar dunia di Papua senilai Rp55,4 triliun.

Proses divestasi saham Freeport yang telah dikuasai setengah abad oleh Amerika Serikat melalui Freeport McMoran Inc., tambang emas Grasberg akhirnya resmi dikuasai oleh Indonesia secara mayoritas. 

Presiden Joko Widodo mengaku tak mudah melakukan negosiasi dalam proses akuisisi saham Freeport. Sebab, negosiasi yang terjadi selama ini sangat alot antara Indonesia dan Freeport.

"Inilah 3,5 tahun yang kita usahakan sangat alot, jangan dipikir mudah, dan begitu sangat intens sekali dalam 1,5 tahun ini," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71 yang digelar di ICE, BSD, Tangerang, Kamis (12/7).

Presiden mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir negosiasi tersebut terus berjalan dan dikerjakan tanpa publikasi besar-besaran. Hal itu dilakukan lantaran menyangkut negosiasi yang amat tidak mudah.

"Memang yang kita kerjakan ini dilakukan secara diam-diam, karena ini menyangkut negosiasi yang tidak mudah," katanya.

Maka ia pun mengapresiasi ketika mendapatkan laporan bahwa holding badan usaha milik negara (BUMN) pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum telah berhasil mencapai kesepakatan awal dengan Freeport.

"Pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51,38%, dari yang sebelumnya 9,36%. Alhamdulillah," katanya.

Freeport Indonesia sampai sejauh ini telah mengelola tambang emas di Papua selama hampir 50 tahun dengan porsi kepemilikan saham mayoritas.

"Nilainya nanti teknis oleh Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Menteri ESDM. Juga valuasinya makan waktu panjang," katanya.

Presiden menegaskan akuisisi Freeport merupakan sebuah lompatan yang diharapkan nantinya berdampak positif bagi Indonesia secara lebih luas dari sisi pendapatan, pajak, royalti, dividen, hingga retribusi sehingga nilai tambah komoditas tambang bisa dinikmati seluruh masyarakat.

"Kepentingan nasional harus dinomorsatukan termasuk teknis pembagian," katanya.

Kesepakatan terkait Freeport kata dia, saat ini sudah rampung. "Namanya sudah deal, nanti tanda tangan. Artinya kesepakatan sudah rampung. Teknis masih ada di menteri," katanya.

Selain Freeport, pemerintah juga telah mengakuisisi 100% Blok Mahakam dan menyerahkan pengelolaannya kepada Pertamina.

Peta operasi PT Freeport Indonesia di Grasberg, Tembagapura, Papua (Freeport McMoran Inc.)

Pinjaman Rp74,88 triliun

Penandatanganan head of agreement (HoA) antara Indonesia dengan Freeport digelar di Aula Mezzanine Kementerian Keuangan. Dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, serta perwakilan Inalum dan CEO Freeport Richard Adkerson.

Menteri BUMN Rini Soemarno pernah mengatakan, Inalum telah mengantongi pinjaman untuk pengambilalihan saham Freeport. Pinjaman mencapai US$5,2 miliar setara dengan Rp74,88 triliun (kurs Rp14.400 per dollar Amerika Serikat).

"Laporannya dari Pak Budi (Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin) bahwa komitmennya sudah sampai US$5,2 miliar kita sudah dapat. Tetapi kami tidak pakai semua, karena nilainya tidak segitu," kata Rini.

Kesepakatan divestasi 51,38% saham Freeport Indonesia mencapai US$3,85 miliar setara Rp55,44 triliun. Inalum akan membayar jumlah tersebut untuk 51,38% saham, menambah kepemilikan nasional dari sebelumnya 9,36%.

Perjanjian divestasi tiga arah, termasuk bersama Rio Tinto Group, perusahaan asal Australia, yang juga melepas kepemilikan di dalam Freeport senilai US$3,5 miliar. Freeport McMoran hanya akan melepas kepemilikan senilai US$350 juta setara Rp5 triliun.

Sebagai imbalannya, penambang AS itu akan tetap menjadi operator di Grasberg, tambang emas terbesar di dunia dan proyek tembaga terbesar kedua dunia, hingga 2041. Penandatanganan kesepakatan yang digelar Kamis (12/7) diharapkan akan rampung dalam dua bulan.

Catatan Bloomberg, Jokowi bersikeras bersikeras meminta Freeport yang bermarkas di Phoenix itu menyerahkan kepemilikan mayoritas saham Grasberg sebagai syarat perpanjangan izin operasi

Saat negosiasi, Richard Adkerson mengatakan Freeport harus tetap bertanggung jawab atas operasi tanpa menghiraukan besarnya saham setelah divestasi. Adkerson juga menuturkan stabilitas fiskal dan hukum bagi Freeport amat penting, termasuk persoalan lingkungan dan limbah.

Adapun, Rio Tinto yang merupakan perusahaan tambang terbesar kedua dunia, telah menjadi mitra operasi di Freeport sejak 1990. Rio Tinto memiliki saham Freeport setelah mengucurkan dana untuk modal kerja ekspansi melalui obligasi konversi.

Perusahaan yang berbasis di London itu memiliki hak atas 40% output pada level tertentu, dan akan beralih menjadi 40% pada seluruh hasil produksi per 2023.

Mekanisme pengalihan saham melalui pembayaran uang tunai oleh Inalum kepada Rio Tinto untuk kepemilikan di Grasberg. Freeport Indonesia kemudian akan menerbitkan saham baru, yang memungkinkan untuk mengubah obligasi konversi yang dibeli dari Rio Tinto menjadi 40% saham. 

Pembelian saham lebih lanjut akan menambah kepemilikan Inalum menjadi mayoritas, sisanya akan digenggam oleh Freeport McMoran. Inalum juga akan memberikan 10% saham kepada Pemerintah Daerah di Provinsi Papua, tempat pertambangan itu berada.

Meski kepemilikan Freeport McMoran di Grasberg merosot di bawah 51%, perusahaan asal AS itu masih tetap dapat meraup keuntungan besar lantaran bertindak selaku operator. Penjualan konsolidasi dari penambangan di Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 miliar pon tembaga dan 2,4 juta ons emas pada 2018, naik dari 1 miliar pon dan 1,5 juta ons tahun lalu.

Proyeksi Bloomberg, memerkirakan cadangan Grasberg bernilai sekitar US$14 miliar setara dengan Rp201,6 triliun. Indonesia menyumbang 47% pendapatan konsolidasi Freeport McMoran pada 2017.

Sumber: Antara, Bloomberg, diolah.

 
img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan