Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyayangkan masih tingginya peminat kendaraan menggunakan jalan nontol di pantai utara (pantura) Jawa daripada jalan tol. Bahkan, proporsinya mencapai 20% dan 80%.
"Secara rata-rata, mayoritas kendaraan lebih memilih jalan nontol sebanyak 80%, sisanya 20% lewat tol karena sifatnya mayoritas perjalanan jauh," tutur Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan pemerintah daerah (pemda) di Kompleks Parlemen, Jakarta, ditulis Kamis (12/4).
Hedy juga menyesali banyaknya truk memilih melintas jalur nontol. Padahal, tol di pantura dibangun guna memudahkan mobilitas kendaraan besar.
"Ini jadi problem karena dulu kita berharap banyak truk yang akan menggunakan jalan tol, tapi ternyata banyak yang lebih memilih menggunakan nontol dan masih menjadi favorit," ujar dia.
Dirinya berpendapat hal itu menjadi penyebab besarnya anggaran preservasi atau perbaikan di pantura. Anggaran perbaikan di pantura mencapai Rp6,5 triliun dalam 6 tahun terakhir, sedangkan pada 2023 sebesar Rp1,3 triliun.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat truk lebih memilih nontol daripada jalan berbayar. Salah satunya adalah tarif.
"Kita sudah sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk melakukan pemotongan tarif besar-besaran hingga Rp1.000 per kilometer (km). Tapi, rupanya ada faktor-faktor lain di samping masalah tarif dengan truk," ucap Hedy.