Kebutuhan pasokan pangan kerap meningkat jelang Ramadan dan Idulfitri. Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai upaya agar pasokan pangan terjamin.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, koordinasi terus dilakukan dengan seluruh stakeholder agar ketersediaan pangan aman.
Dalam merumuskan kebijakan, menurutnya, pemerintah akan fokus pada tiga hal. Pertama, ketersediaan; kedua, keterjangkauan harga; dan terakhir, keamanan pangan.
“Ketersediaan pangan, penyediaan sarana dan prasarana produksi, dan ketersediaan stok bahan-bahan jadi fokus utama pemerintah,” ungkapnya dalam diskusi “Antisipasi Ketersediaan Pangan saat Ramadan dan Idulfitri”, Jumat (18/3) malam.
Logistik antara daerah yang surplus dan daerah yang demand-nya tinggi akan didorong dan diperlancar. BUMN sektor perhubungan dan dan transportasi juga diminta memaksimalkan distribusi.
Airlangga menjelaskan, pemerintah telah membuat kebijakan dengan mengembalikan harga keekonomian di pasar untuk jenis kemasan dalam mengatasi krisis minyak goreng. Lalu, menetapkan harga minyak goreng curah Rp14.000 per liter, yang disubsidi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Untuk kedelai, pemerintah tugaskan Bulog bantu suplai ke pengrajin tahu-tempe,” jelasnya. “Bulog akan diberikan subsidi selisih harga hingga di-maintenance Rp11.000-an.”
Terkait daging sapi, pemerintah mendorong ketersediaan dan membuat penyangga dengan daging kerbau. Protein hewani dan alternatif lain, seperti ikan dan ayam, juga akan didorong.
“Pemerintah terus diversifikasi pangan dengan keanekaragaman daerah,” ucap Airlangga.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pemerintah berkomitmen memastikan ketersediaan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagi pihak diperlukan.