Kebutuhan jaringan seluler yang lebih cepat, membuat teknologi jaringan seluler generasi kelima atau 5G, menanti untuk diadopsi. Korea Selatan menjadi negara pertama yang mengadopsi jaringan 5G ini.
Meski dinanti, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Ririek Adriansyah mengatakan, dalam jangka pendek Indonesia belum membutuhkan 5G. Pasalnya, use case untuk teknologi ini belum terlalu banyak di Indonesia.
"Katakanlah untuk dukung industri 4.0, itu di banyak kasus masih cukup memadai menggunakan platform 4G," ujar Ririek dalam webinar virtual, Selasa (26/1).
Selain itu, Indonesia juga belum memiliki spektrum standar yang dibutuhkan untuk 5G, yaitu spektrum 100 MHz.
Kemudian dari sisi retail, konsumsi data masyarakat Indonesia masih berada jauh di bawah Korea Selatan yang telah mengimplementasikan 5G. Saat ini, pengguna internet Indonesia rata-rata sekitar 10 Gb.
"Kalau dibandingkan dengan Korea Selatan tahun lalu jual paket data 200 Gb hingga 300Gb, jadi lompatannya sangat tinggi. Memang tingkat konsumsi data kita terus tumbuh, tetapi saat ini belum setinggi Korea Selatan, jadi masih perlu waktu," ujar dia.
Namun, Ririek mengatakan ke depannya jaringan 5G tetap akan diperlukan. Sebab, akan banyak use case di berbagai sektor yang dapat berjalan baik dengan 5G, terutama sektor yang memerlukan data real time.