close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), menyiapkan belanja modal sebesar Rp20 triliun tahun ini untuk ekspansi infrastruktur. / Antara Foto
icon caption
BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), menyiapkan belanja modal sebesar Rp20 triliun tahun ini untuk ekspansi infrastruktur. / Antara Foto
Bisnis
Senin, 15 April 2019 20:27

Jasa Marga siapkan belanja modal Rp20 triliun dari utang

BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), menyiapkan belanja modal sebesar Rp20 triliun tahun ini untuk ekspansi infrastruktur.
swipe

BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), menyiapkan belanja modal sebesar Rp20 triliun tahun ini untuk ekspansi infrastruktur. 

Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengatakan sumber belanja modal (capital expenditure/capex) berasal dari pinjaman perbankan, penerbitan dana investasi infrastruktur (dinfra), zero coupon bond, dan dana internal.

"Target belanja modal tahun ini sebesar Rp 20 triliun," ungkapnya di Jakarta, Senin (15/4).

Untuk dinfra, Jasa Marga baru saja menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Dinfra dengan nama Dinfra Toll Road Mandiri-001 dengan kode XMJM senilai Rp423,5 miliar di Bursa Efek Indonesia dengan total target dana kelolaan sebesar Rp1 triliun. 

Underlying asset KIK Dinfra ini adalah ruas tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 kilometer. Jalan tol Pandaan yang dikelola oleh PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT), anak usaha JSMR. 

Adapun perusahaan juga sedang menyiapkan penerbitan dinfra dengan underlying medium term notes (MTN) sekitar Rp500 miliar-Rp800 miliar. 

Namun, Jasa Marga belum bisa menetapkan target penerbitannya lantaran masih menanti aturan mengenai insentif pajak dari Kementerian Keuangan. "Kami tunggu waktu yang pas," ucapnya.

Sementara itu, untuk penerbitan zero coupon bond masih dalam tahap sosialisasi. "Apapun yang kami keluarkan acceptable untuk semuanya, semua perlu sosialisasi, enggak langsung launching," kata Donny.

Menurutnya, dana internal akan diperoleh dari pendapatan proyek tol yang sedang dibangun. "Revenue dari operasional pada tahun ini ditargetkan meningkat 10%-15%," kata Donny.

Sebagai informasi, sepanjang 2018 Jasa Marga berhasil membukukan laba bersih Rp2,2 triliun relatif stagnan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pendapatan perseroan di bisnis jalan tol tercatat hanya tumbuh tipis 9,67% menjadi Rp9,78 triliun dari perolehan Rp8,92 triliun di akhir Desember 2017. 

Adapun pendapatan total perusahaan sepanjang 2018 mencapai Rp36,97 triliun, naik 5,36% dari tahun 2017 sebesar Rp35,09 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan saat ini belum menetapkan tarif normal untuk Tol Trans Jawa. Untuk itu, JSMR masih memperpanjang diskon tarif tol ini sampai libur mudik lebaran.

Menurutnya, diskon ini diperpanjang dari rencana awal yang berakhir pada 21 Maret 2019 atau dua bulan sejak diberlakukan pada 21 Januari 2019 lalu menjadi sampai batas waktu mudik lebaran.

"Untuk mengkaji itu harus ada historical data, padahal dioperasikannya baru dua bulan. Historical datanya masih goyah belum stabil, sementara kita masih kasih diskon untuk jarak terjauh dari setiap kluster," katanya.

Saat ini, pemberlakuan tarif ruas Jalan Tol Trans Jawa masih diskon sebesar 15%. Diskon tarif tol ini diberikan mulai dari Cluster II, Cluster III, dan Cluster IV (barrier to barrier). Pertama, tarif itu berlaku bagi pengguna yang masuk di Gerbang Tol (GT) Palimanan menuju GT Kali Kangkung, serta sebaliknya pada Cluster II tol ini.

Diskon juga diberikan pada Cluster III yang berlaku bagi pengguna jalan yang masuk di GT Banyumanik menuju GT Warugunung, serta sebaliknya. Terakhir, diskon tarif 15% pada Cluster IV hanya berlaku bagi pengguna jalan yang masuk di GT Kejapanan Utama dan keluar di GT Grati, serta sebaliknya.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan