Sejumlah saham emiten batu bara terpantau naik cukup signifikan pada perdagangan sesi pertama pagi ini. Hal yang menjadi pemicu adalah kenaikan harga batu bara.
PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) naik Rp560 (106,67%) dalam lima hari terakhir menjadi Rp1.085 di pukul 10.36 WIB. Sementara hingga pukul 10.46 WIB, saham TOBA berada di level Rp1.115 atau naik 7,73%.
Selain kenaikan harga batu bara, menguatnya saham ini juga seiring dengan pembentukan joint venture (perusahaan patungan) dengan raksasa penyedia jasa ride hailing Tanah Air, Gojek untuk membangun ekosistem kendaraan mobilitas listrik.
Saham batu bara lainnya yang naik adalah PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK) yang terkerek 9,04%, dari pembukaan perdagangan pagi ini, hingga pukul 10.40 WIB menjadi Rp181. Sementara pada lima hari terakhir, PKPK.
Kemudian saham PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) yang naik menjadi Rp298 (2,05%), dari pembukaan hingga pukul 10.43 WIB, setelah turun 1,35% pada perdagangan Senin (22/11).
Saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) juga hingga pukul 10.48 wIB juga menguat 2,74% menjadi Rp1.685, rebound dari ambles 4,37% pada perdagangan kemarin.
Lainnya, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) pada pukul 10.51 WIB naik 3,88% menjadi Rp20.775. Saham PT ABM Investama Tbk. (ABMM) pada pukul 10.53 WIB naik 0,35% menjadi Rp1.420. Saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) naik 1,54% menjadi Rp2.640 hingga pukul 10.54 WIB. Sedangkan saham Adaro Energy (ADRO), naik 3,05% menjadi Rp1.690 hingga pukul 10.56 WIB.
Hal ini tampaknya tidak terlepas dari harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) yang ditutup di US$ 168,2/ton pada perdagangan kemarin. Capaian itu, melonjak 6,46% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Edwin Sebayang mengatakan, sektor komoditas seperti batu bara pada 2022 memiliki kecenderungan menurun.
“Sampai akhir tahun depan bahkan 2023, kecenderungan harga batu bara ini turun. Saya melihat peluang sampai 2023 itu harga batu bara akan turun mencapai kurang lebih sekiat US$ 90,” ujar dia pada acara BeritaSatu Economic Outlook 2022 secara virtual, Senin (22/11).