close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Siswa SMK Negeri 9 Surakarta menggelar karya desain grafis dalam pameran hasil praktik pembelajaran program keahlian di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah./AntaraFoto
icon caption
Siswa SMK Negeri 9 Surakarta menggelar karya desain grafis dalam pameran hasil praktik pembelajaran program keahlian di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah./AntaraFoto
Bisnis
Senin, 07 Mei 2018 17:21

Jenjang pendidikan SMK sumbang angka pengangguran terbesar

Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,92%.
swipe

Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,13% pada Februari 2018. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,92%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, TPT adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja. Baik yang tidak digunakan atau tidak terserap pasar kerja. TPT pada Februari 2017 sebesar 5,33% turun menjadi 5,13% pada Februari 2018. 

TPT tertinggi kedua setelah SMK terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 7,92%. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma I/II/III. Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di perdesaan. 

"Pada Februari 2018, TPT di perkotaan sebesar 6,34%, sedangkan TPT di wilayah perdesaan hanya sebesar 3,72%. Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan dan TPT di perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,16% dan 0,28%," terang Suhariyanto, Senin (7/5) di Jakarta. 

Sementara itu, penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama pada Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,68%), Jasa lainnya (0,40%), dan industri pengolahan (0,39%). 

Kemudian, untuk lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan adalah Pertanian (1,41%), konstruksi (0,20%), dan jasa pendidikan (0,16%). "Sebanyak 73,98 juta orang (58,22%) penduduk bekerja di kegiatan informal, tetapi persentasenya menurun sebesar 0,13% dibanding Februari 2017," jelas Suhariyanto, yang akrab disapa Kecuk. 

Dari seluruh penduduk bekerja pada Februari 2018, status pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai (38,11%), diikuti status berusaha sendiri (18,58%), berusaha dibantu buruh tidak tetap (16,48%), dan pekerja keluarga/tidak dibayar (14,56%). Sementara penduduk yang bekerja dengan status pekerja bebas di pertanian memiliki persentase yang paling kecil yaitu sebesar 3,60%. 

Selain itu, dari 127,07 juta orang yang bekerja, sebesar 7,64% masuk kategori setengah menganggur dan 23,83% pekerja paruh waktu. Dalam setahun terakhir, setengah penganggur dan pekerja paruh waktu naik masing-masing sebesar 0,02% dan 1,31%. 
 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan