close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti (empat kanan) menyaksikan penandatangan kerja sama oleh Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang (tiga kanan) dan CEO Asia Pacific Exchange Eugen
icon caption
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti (empat kanan) menyaksikan penandatangan kerja sama oleh Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang (tiga kanan) dan CEO Asia Pacific Exchange Eugen
Bisnis
Senin, 18 November 2019 20:46

JFX gandeng bursa derivatif Singapura

JFX dan APEX untuk saling bertukar informasi menjadi dasar untuk menjaring minat investor internasional.
swipe

Jakarta Futures Exchange (JFX) menandatangani nota kesepakatan dengan Asia Pacific Exchange (APEX), bursa derivatif ketiga yang mendapatkan lisensi “bursa yang diakui” dan “lembaga kliring yang diakui” dari Otoritas Jasa Keuangan Singapura.

Nota kesepakatan antara JFX dan APEX untuk saling bertukar informasi menjadi dasar untuk menjaring minat investor internasional dalam perdagangan kontrak-kontrak JFX dan sebaliknya. Ini akan merupakan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua bursa.

President Direktur JFX Stephanus Paulus Lumintang, mengatakan, JFX berkomitmen untuk menyediakan yang terbaik untuk anggota-anggotanya dengan solusi dan layanan yang terbaik dalam industri berjangka.

"Kerja sama dengan APEX bisa digunakan dengan seoptimal mungkin oleh anggota-anggota kami, dan pada gilirannya akan memberikan manfaat bagi komunitas perdagangan berjangka Indonesia secara umum,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/11).

JFX telah berkiprah dalam industri derivatif di Indonesia selama 19 tahun, setelah menjalankan perdagangan pertamanya pada Desember 2000. Bursa ini sekarang memiliki 80 anggota aktif dengan 19 kontrak berjangka yang diperdagangkan. JFX juga menjalankan dua pasar fisik komoditi dimana harga yang terbentuk digunakan oleh pemerintah Indonesia bagi penetapan harga acuan untuk komoditi yang diperdagangkan. 

Sementara Chief Executive Officer Asia Pacific Exchange Eugene Zhu Yuchen, berkata APEX akan membawa industri berjangka Indonesia ke tahap pengembangan selanjutnya.

"Kami berkomitmen untuk menyediakan waktu dan sumber daya untuk memberikan manfaat bersama bagi kedua bursa dalam hal tukar menukar informasi dan pengetahuan. APEX berharap pada kerja sama ini dan kemungkinan kerja sama lainnya di masa datang,” papar dia.

APEX memulai perdagangannya pada Mei 2018 dan sekarang memiliki lima kontrak berjangka. Kontrak yang teraktif adalah Kontrak Berjangka Crude Palm Oil, yang diluncurkan pada18 April 2019. Selama tujuh bulan pertama perdagangan, posisi terbuka pada kontrak tersebut terus menunjukkan kenaikan, hingga mencapai hampir 15.000 kontrak dengan rata rata volume harian sekitar 23.000 kontrak. Penyelesaian fisik pertama untuk kontrak tersebut dilakukan pada Oktober di Indonesia, dimana 7.000 ton CPO dimuat dari pelabuhan Batam menuju India.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan