Jokowi akui divestasi saham Vale diundur: Biar enggak kelirulahPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui memperpanjang keputusan melakukan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. Mulanya, ia menargetkan paling lambat pada Juli 2023.
"Ya, tapi mundur sedikit," ucapnya di Jakarta, Senin (7/8).
Jokowi mengklaim, penambahan waktu untuk divestasi saham Vale dilakukan bukan karena ada kendala. Kilahnya, agar menguntungkan semua pihak.
"Enggak, enggak, enggak ada [kendala]. Masih dalam proses pembicaraan terus biar enggak kelirulah. Semua harus merasa diuntungkan, semua harus merasa diajak," tuturnya.
Diketahui, pemerintah menargetkan dapat memiliki tambahan saham sebesar 11% di Vale. Divestasi menjadi syarat Indonesia jika Vale ingin memperpanjang kontrak karya, yang berakhir pada Desember 2025.
Per Juni 2023, sebanyak 43,79% saham Vale dikuasai Vale Canda Limited, sedangkan Indonesia melalui BUMN holding tambang, Mind ID, hanya mempunyai 20%. Adapun 15,03% lainnya dipegang Sumitomo Metal Mining Co. Ltd dan publik 21,18%.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, sebelumnya menyebut, Vale bersedia melakukan devistasi sekitar 14% sehingga Indonesia akan memiliki 54% saham. Namun, kendali operasional dan konsolidasi finansial masih dikuasai Vale.
Ia tak memberikan kepastian kapan proses divestasi rampung. Arifin hanya menyampaikan, "Yang jelas, Vale akan menawarkan [harga] kompetitif sebanyak 14% dari saham dia."