Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek dapat beroperasi secara komersial pada akhir bulan nanti. Tepatnya mulai 26 Agustus 2023.
Ia pun berharap kehadiran LRT Jabodebek dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan transportasi publik. Pangkalnya, kemacetan di Jabodetabek dan Bandung merugikan perekonomian nyaris Rp100 triliun setiap tahunnya.
"Kerugian kita per tahun itu hampir Rp100 triliun karena kemacetan di Jabodetabek dan Bandung. Setiap tahun merugikan hampir Rp100 triliun. Dan ini memang harus diatasi," ucapnya usai menjajal LRT Jabodebek, Kamis (10/8).
Agar memastikan masyarakat tertarik beralih menggunakan transportasi publik, khususnya LRT Jabodebek, pemerintah pun bakal memberikan subsidi. Dengan begitu, harga tiket lebih terjangkau.
"Bahwa harus ada subsidi, ya. Itu kewajiban pemerintah, kewajiban negara, karena ini bentuk pelayanan terhadap masyarakat," katanya.
Jokowi memastikan pemerintah telah menghitung besaran subsidi yang diperlukan agar tiket LRT Jabodebek terjangkau. Kalkulasinya dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Yang jelas ada. Itu urusannya Menteri Perhubungan, biar dihitung nanti secara teknis. Masa Presiden disuruh ngitung-ngitung seperti itu?" selorohnya.
Pemerintah mencanangkan pembangunan LRT Jabodebek dibagi menjadi dua tahap. Hingga kini, yang sudah siap baru tahap 1 dan terdiri dari 3 lintas layanan, yakni Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur.
Kemenhub telah menetapkan besaran tiket LRT Jabodebek. Tarifnya dikenakan minimal Rp5.000 untuk 1 km pertama dan Rp700 per km berikutnya. Jika disimulasikan, tarif maksimal mencapai Rp25.000 (pembulatan) mengingat lintasan terjauh dari Bekasi-Dukuh Atas (29,54 km) dan Cibubur-Dukuh Atas (25,94 km) sekitar Rp22.000.
Berdasarkan perhitungan PT KAI (Persero) selaku operator, BUMN itu baru akan balik modal sekitar 13 tahun jika dikenakan tarif minimal Rp25.000 dan maksimal Rp25.000. Nilai investasi LRT Jabodebek tahap 1 mencapai Rp32,2 triliun.
"Kita punya hitungan tariflah yang enggak beda-beda jauh dari Rp25.000 itu. Nah, dari situ, kan, dengan tarif itu kita bisa mengembalikan investasi ini 13 tahun," ucap Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI, Mochamad Purnomosidi, beberapa waktu lalu.