Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek berhati-hati dalam mengelola dana peserta. BP Jamsostek saat ini mengelola dana sekitar Rp607 triliun.
"Bapak Presiden tadi titip dana yang besar ini dikelola dengan sangat baik dan hati-hati," kata Direktur Utama BP Jamsostek, Anggoro Eko Cahyo, usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (7/10).
Dia menerangkan, sebesar 89% dari total Rp607 triliun diinvestasikan BP Jamsostek ke government related investment. Sebanyak 65% di antaranya dalam bentuk surat berharga negara (SBN).
"Tentu saja untuk memastikan bahwa dana tersebut bisa aman dan saat dibutuhkan nantinya tetap ada dananya," ujarnya.
Lebih jauh, Anggoro menerangkan, pihaknya melaporkan kinerja BP Jamsostek dalam 19 bulan terakhir atau sejak dirinya dilantik pada 22 Februari 2021 saat bertemu Jokowi. Misalnya, jumlah kepesertaan meningkat 7 juta orang menjadi 35 juta peserta.
"Kami menargetkan dalam 5 tahun tumbuh dua kali lipat menjadi 70 juta," ucapnya, melansir situs web Sekretariat Kabinet (Setkab).
BP Jamsostek, imbuh Anggoro, juga melakukan digitalisasi melalui Jamsostek Mobile guna kecepatan layanan dan meningkatkan kepuasan peserta. Hal tersebut diklaim sesuai arahan Jokowi.
"Dulu, peserta itu klaim butuh waktu 10-15 hari. Saat ini, klaim hanya 15 menit bisa klaim dengan Jamsostek Mobile," jelasnya.