Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan ikut mengawal kebijakan hilirisasi industri komoditas bahan mentah di dalam negeri yang dilakukan pemerintah. Jokowi menilai, hilirisasi menjadi kunci untuk membawa Indonesia melompat menjadi negara maju.
"Saya mau juga titip agar (kebijakan hilirisasi) ini dikawal. Bank-bank itu mengawal ini. Caranya? Kalau ada orang yang mengajukan kredit untuk bikin smelter, diberi," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (1/2).
Disampaikan Jokowi, pihak perbankan diharapkan tidak mempersulit pemberian kredit usaha yang mendukung upaya hilirisasi. Pasalnya, kata Jokowi, hal ini memberikan keuntungan yang jelas bagi negara, serta pemberi kredit.
"Apalagi orang kita sendiri, jangan dipersulit. Jelas, untungnya jelas, untuk negara jelas, untuk perusahaan juga jelas. Apa yang harus kita tanyakan lagi," ujarnya.
Jokowi menuturkan, hilirisasi industri mendatangkan nilai tambah yang sangat besar bagi Indonesia. Ia mencontohkan, hilirisasi komoditas nikel memberikan nilai tambah hingga 30 kali lipat.
Diungkapkan Jokowi, kebijakan larangan ekspor bijih nikel sejak Januari 2020 yang diiringi dengan hilirisasi nikel mampu meningkatkan nilai ekspor nikel secara signifikan dari US$1,1 miliar hingga 30-US$33 miliar pada 2022.
"Bayangkan, dari kira-kira Rp17 triliun kemudian melompat menjadi 450 triliun rupiah, betapa nilai tambah itu sangat besar sekali," tutur Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengatakan hilirisasi minerba dan migas diproyeksikan dapat menambah produk domestik bruto (PDB) di Indonesia sebesar US$699. Jokowi mengklaim hal ini juga akan berdampak pada terbukanya 8,8 juta lapangan kerja bagi masyarakat.
Oleh karenanya, setelah menyetop keran ekspor nikel dan bauksit, Jokowi bakal menerapkan hal yang sama untuk komoditas tembaga. Ia mengaku optimistis Indonesia dapat menjadi negara maju pada 2045.
"Kita harapkan di 2045, PDB kita di angka, perkiraan saya, US$9 triliun sampai US$11 triliun dan income per capita kita berada di angka US$21.000 hingga US$29.000. Jadi negara maju kita," ujarnya.
Ditambahkan Jokowi, hal itu dapat diraih asalkan Indonesia konsisten melakukan hilirisasi berbagai komoditas sumber daya alam. Ia meminta agar Indonesia tak takut digugat negara lain di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan terus melanjutkan hilirisasi karena ekosistemnya sudah terbentuk.
"Kalah ya tetap terus, barangnya udah jadi, industrinya sudah jadi, ekosistemnya sudah jadi. Tapi kalau nanti digugat, kita mundur, kita belok, enak lagi ekspor bahan mentah, lupakan kita menjadi negara maju," tutur Jokowi.