Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti agar dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak digunakan untuk membeli produk impor. Ia mengingatkan pentingnya membeli produk dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada Business Matching Produk Dalam Negeri di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/3).
Menurut Jokowi, pendapatan negara yang terdiri dari pajak, dividen BUMN, hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lainnya tidak mudah dikumpulkan. Oleh karena itu, ia menilai tak semestinya APBN digunakan untuk membeli produk impor.
"(APBN) dikumpulkan dengan sangat sulit, tidak mudah sehingga terkumpul pendapatan negara itu. Kemudian kita belikan produk impor, kemudian kita belikan produk buatan luar negeri, benar? Benar? Inilah yang selalu saya ingatkan," kata Jokowi.
Jokowi mengaku kaget saat mengetahui tak sedikit jajarannya di kementerian, lembaga, maupun instansi pemerintahan lainnya yang melakukan pembelian produk impor menggunakan APBN. Ia menginginkan hal ini agar tidak lagi diteruskan.
"Saya awal-awal itu, saya kaget. Saya buka banyak sekali pembelian produk-produk impor kita, padahal sumbernya pembelian itu uang APBN. Inilah yang ingin kita luruskan," tuturnya.
Jokowi menyebut, kebijakan untuk memprioritaskan pembelian produk dalam negeri tidak hanya diterapkan di Indonesia. Hal ini, kata Jokowi, juga berlaku di Amerika Serikat.
Jokowi menekankan kebijakan ini juga harus didukung dengan penerapan yang disiplin dari seluruh pihak.
"Tapi ke depan saya kira, kuncinya adalah kedisiplinan. Implementasi kedisiplinan dalam merealisasikan dari apa yang sudah bolak-balik kita lakukan pertemuan ini," ujar Jokowi.
Ditambahkan Jokowi, produk-produk dalam negeri yang sudah tercantum dalam e-katalog agar tidak hanya dianggurkan, namun dibeli. Ditargetkan 95% dari pagu anggaran barang dan jasa harus dibelikan produk-produk dalam negeri.
Jokowi menilai, apabila hal itu terwujud maka industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
"Nggak usah jauh-jauh cari investor kalau ini bisa berjalan. Investor itu bagus juga sebagai bonus, tetapi di dalam negeri kita sendiri, dengan kita membeli produk-produk dalam negeri, otomatis pertumbuhan ekonomi kita akan naik. Kemudian juga barang-barang produksi kita sendiri juga bisa kita gunakan," ucapnya.