Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini pengembangan bahan bakar biodiesel campuran 30% dan 50% atau B30 dan B50 membuat daya tawar Indonesia lebih tinggi di pasar internasional.
Pasalnya, dengan menggenjot hilirisasi produk turunan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tersebut, Indonesia tidak perlu lagi bergantung kepada pasar internasional.
"Kamu enggak beli enggak apa-apa, saya konsumsi sendiri di dalam negeri. Daya tawar kita menjadi lebih kuat," katanya di Kawasan Tebet, Jakarta, Senin (23/12).
Jika produk turunan CPO tersebut diproduksi dan dikonsumsi di dalam negeri, lanjut Jokowi, akan membuat konsumsi nasional lebih mandiri. Selain itu, juga akan mengurangi kebutuhan nasional akan impor minyak karena dapat digantikan oleh produk B30 dan B50.
"Ngapain kita bergantung kepada negara lain kalau konsumsi di dalam negeri bisa memakainya. Apalagi ini energi bersih," ujarnya.
Sebelumnya, produk CPO Indonesia sempat dilarang masuk ke pasar Eropa dengan berbagai macam tuduhan. Salah satunya mengatakan bahwa indonesia menerapkan dumping atau mengekspor barang dengan harga di bawah pasar.
Selain itu, lembaga internasional seperti World Trade Organisation (WTO) juga menyoroti dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh tanaman sawit tersebut, termasuk mengakibatkan matinya endemik orang utan akibat pembakaran lahan.
Sementara itu, Jokowi menuturkan ke depan akan terus meningkatkan produksi kelapa sawit untuk setiap lahan tanaman. Dia menargetkan setelah setiap 1 hektare (ha) lahan dapat memproduksi sawit sebanyak 8 ton sawit.
"Kalau sekarang 1 ha hampir 4 ton, gimana caranya mencapai ke 7 ton atau 8 ton per ha. Negara lain bisa kok mencapai itu kenapa kita tidak? Karena penggunaan bibit sawit yang berkualitas baik," ucapnya.
Untuk itu, dia mengatakan, dalam dua tahun terakhir pemerintah telah melakukan moratorium dengan melakukan peremajaan lahan sawit warga. Dia pun menargetkan akan ada 500.000 ha lahan warga yang akan direplanting.
"Ini proses yang sudah kita kerjakan dalam dua tahun ini meremajakan kebun-kebun sawit rakyat. Kita punya Rp20an triliun dana sawit yang akan kita pakai untuk replanting peremajaan kebun sawit milik petani. Target kita, 500.000 ha dalam 3 tahun ke depan," ucapnya.