close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Enam bulan beroprasi bandara Kertajati masih sepi peminat./Wikipedia
icon caption
Enam bulan beroprasi bandara Kertajati masih sepi peminat./Wikipedia
Bisnis
Sabtu, 03 November 2018 10:27

Jual saham Bandara Kertajati untuk pengembangan

Saham bandara masih mayoritas dikuasai oleh Pemprov Jawa Barat.
swipe

Enam bulan beroperasi, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sepi penumpang. Sebabnya, pelayanan operasional masih minim karena sedikitnya layananan penerbangan. ‎

Direktur Operasi dan Pengembangan Strategi Bisnis BIJB Kertajati Agus Sugeng Widodo mengatakan, masih berupaya ekstra memajukan layanan BIJB Kertajati. Diakui Agus, belum banyak maskapai yang membuka rute penerbangan reguler di BIJB Kertajati.

"Sampai saat ini rute penerbangan reguler di BIJB, baru Citilink rute Surabaya-Kertajati (Pulang-Pergi) dan perjalanan umrah ke Madinah (oleh Lion Air)," terang Agus di BIJB Kertajati, Majalengka, Jawa Barat pada Jum'at (2/11).

Kendala lain juga karena terbatasnya akses menuju lokasi dari Jakarta dan Bandung. Khususnya di jalur darat, seperti jalan tol dan kereta api.

Sejauh mata memandang di BIJB Kertajati masih dipenuhi pandangan semak belukar. Selain itu baru ada satu akses menuju ke sana, yakni melalui Tol Kertajati. Apabila dari Bandung, tidak praktis karena harus melewati Tol Cipularang-Cikampek-Cipali yang cukup memakan waktu. 

Makanya pihak pengelola berharap jalan Tol Cisumdawu segera rampung agar masyarakat asal Bandung dapat dengan mudah menuju BIJB Kertajati. Kata Agus, apabila berangkat dari Cisumdawu ke Bandung jarak tempuhnya hanya 40 menit, karena tinggak 62 kilometer. 

Di sisi lain, Agus juga mengungkapkan bahwa kendala utama yang menyebabkan sepinya BIJB Kertajati sampai saat ini karena masih beroperasinya Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Jika bandara Bandung sudah ditutup, maka permasalahan Kertajati disebut Agus akan selesai.

Agus mengklaim, BIJB Kertajati sepatutnya bisa mendapatkan penumpang dan maskapai yang banyak lantaran BIJB Kertajati merupakan badara berskala internasional yang dibangun seluas 3.400 hektar.

BIJB memiliki bangunan megah nan cantik di setiap dekorasinya. Di setiap dindingnya, terdapat hiasan berbentuk batik motif megamendung dengan warna-warna yang cerah. Pemandangan cantik juga terlihat di ruang tunggu yang dekorasinya menyerupai pohon yang rindang berbentuk setengah lingkaran pada atapnya yang berwarna putih. Alasnya pun berupa karpet tebal nan empuk.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan turut mengagumi desain Bandara BIJB Kertajati saat pertama mendarat disana mendapampingi Presiden Joko Widodo, 24 Mei 2018 lalu.

"Saya terus terang melihat airport (bandara) ini bangga, karena ini suatu airport yang desainnya dibuat oleh orang Indonesia," kata Luhut.

Selain itu, ia juga mengapresiasi pekerjaan pembangunan bandara yang menurutnya terbilang cukup rapi. Bahkan menyebutnya sebagai salah satu terapi," imbuhnya.

Strategi BIJB dongkrak penumpang‎

Dengan bangunan megah yang sudah demikian menawan, sangat sayang apabila bandara tersebut dibiarkan berlarut dalam kesepian. Oleh karena itu, Agus bersama jajarannya menyusun strategi agar pelayanan operasional bandara ini bisa cepat ramai oleh pengunjung dan hilir mudik penerbangan dari banyak maskapai penerbangan.

Ada empat strategi yang dilakukannya untuk meramaikan bandara dengan total investasi mencapai Rp4,8 triliun. Pertama memberi insentif kepada airline dengan tidak memberikan landing fee, parking fee, dan promosi bersama-sama lewat media sosial dan media massa. 

Kedua, untuk sisi darat non aeronautika, BJIB juga meningkatkan jumlah penyewa gerai. Pihaknya memberikan diskon untuk menyewa tempat usaha di sana dan mengurangi jumlah revenue sharing dengan para calon penyewa gerai.

Ketiga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan yang bekerja di sektor perjalanan pariwisata seperti ASITA dan PHRI untuk semakin meningkatkan kesadaran terhadap keberadaan BIJB Kertajati.

Plus, bekerjasama dengan pemerintah kota setempat dan bertemu dengan kepala daerahnya dan dinas pariwisata untuk menyampaikan bahwa bandara ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Cirebon Indramayu Majalengka Kuningan.

Terakhir, meningkatkan penggunaan BIJB Kertajati dengan menggelar berbagai macam acara seperti Kertajati Funbike dan lain sebagainya.

"Ini agar orang tertarik ke sini, lihat-lihat pameran-pameran di sini agar masyarakat tahu dan foto-foto di sini," imbuh Agus.

Jual saham

Di sisi lain, Agus  menerangkan porsi pembagian saham PT BIJB terbagi ke sejumlah pemegang saham yakni Pemprov Jabar, BUMD PT Jasa Sarana, pembeli reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dan AP II.

Saat ini hampir sebagian besar saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan sebagian kecilnya dimiliki oleh BUMD PT Jasa Sarana dan RDPT. Sekitar 99% milik Pemprov Jabar.

Perhitungan awal kata Agus, pihaknya akan menaikkan modal dasarnya terlebih dahulu. Awalnya Rp2,6 triliun menjadi Rp5 triliun.

"Mekanisme perusahaannya yang akan kita lakukan. Mungkin kita menaikkan modal dasarnya dahulu. Supaya nanti modalnya jadi tinggi. Sehingga nanti kita ada space untuk kita jual," tuturnya.

Sesuai mandat Kementerian Perhubungan, saham yang dijual tidak boleh lebih dari 38% dan AP II untuk mengambil kepemilikan saham sebesar 25%. Dengan begitu, pemegang saham terbesar masih dimiliki oleh Pemprov Jabar.

Sementara untuk yang sisanya atau sekitar 13% diperuntukkan kepada RPDT, yang didalamnya terdapat beberapa BUMN, yang juga kewenangannya ada di tangan OJK.

Sampai saat ini kata Agus pihaknya masih melakukan koordinasi lebih lanjut soal kepemilikan saham tersebut. Diharapkan semua proses negosiasi kepemilikan saham bisa selesai dan dapat berjalan pada 2030.

"Memang belum tuntas dan ada subtansial yang belum kita selesaikan udah setahun lebih.  Seharusnya udah beberapa bulan lalu, setelah peresmian udah close (bahas soal kepemilikan saham)," tukas Agus.
 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan