close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26%, turun menjadi 7,02% pada Maret 2018./AntaraFoto
icon caption
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26%, turun menjadi 7,02% pada Maret 2018./AntaraFoto
Bisnis
Senin, 16 Juli 2018 16:47

Jumlah penduduk miskin turun menjadi 25,95 juta orang

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26%, turun menjadi 7,02% pada Maret 2018
swipe

Jumlah penduduk miskin per Maret 2018 (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82%), berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12%).

Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26%, turun menjadi 7,02% pada Maret 2018. Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47%, turun menjadi 13,20% pada Maret 2018.

"Bukan berarti tidak ada PR. Masih banyak PR yang perlu dikerjakan. Masih ada disparitas presentasi kemiskinan yang tinggi di kota dan desa," jelas Suharyanto di kantornya, Senin (16/7). 

Selama periode September 2017–Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang. Dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018. Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang. Dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018.

Pebedaan yang signifikan angka kemiskinan antara desa dan kota, disebabkan adanya inflasi umum dari September 2017 ke Maret 2018, sebesar 1,92%.  "Kita tahu penyebabnya karena di awal Januari sampai Februari, inflasi lumayan tinggi. Alhamdulillah Ramadan terkendali. Rata-rata pengeluaran kapita per bulan untuk rumah tangga (40% lapisan terbawah) tumbuh 3,06%," ujar dia. 

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 73,48%. Angka ini naik dibandingkan kondisi September 2017, yaitu sebesar 73,35%.

Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

 

 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan