Hasil penelitian Bank Indonesia bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DKI Jakarta menemukan 10 komoditas, produk, dan jenis usaha (KPJU) yang bisa bertahan disaat pandemi Covid-19.
Bahkan, dinilai semakin melesat. Yaitu, warung makan; restoran; aneka kue dan industri pengolahan; toko kelontong/pedagang besar-eceran; industri tempe; jasa pemograman komputer; jasa sewa peralatan dan agen perjalanan; rumah makan padang; toko sembako; serta toko fashion dan pakaian UMKM.
"Ini kalau bicara data kami di DKI, yang kami kuasai di DKI. Contoh, industri pengolaan tempe itu ada di Jakarta Selatan dan di Jakarta Barat. Ini masuk nomor urut ke-5 (KPJU unggulan)," ujar Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi dan UMKM Kadin Jakarta Akhmad Syarbini dalam diskusi Alinea Forum 'Peta Jalan Kebijakan Menggairahkan Ekonomi di Masa Pandemi', Selasa (12/10).
Sebanyak 10 KPJU tersebut, kata dia, perlu diperhatikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. Kadin DKI pun, mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait hal tersebut.
Pertama, perlu pembangunan data base yang mumpuni dengan bisnis data inteligent. Sehingga, dapat diketahui sebaran titik UKM (usaha kecil dan menengah) secara spasial untuk monitoring dan pembinaan.
Kedua, ketahanan pangan lokal perlu dijaga. Pemprov Jakarta harus mampu menjaga dan menstabilkan ayam pedaging, daging sapi, telur, hingga sayur mayur. Ketiga, harus go UKM digital.
"Karena hubungan relasi (fisik) antar manusia juga semakin berkurang, untuk itu UKM digital perlu ditingkatkan ke depan," ucapnya.
Keempat, UKM perlu ada peningkatan dari kelas usaha mikro ke menengah. Oleh sebab itu, perlu meningkatkan daya saing melalui pemeringkatan UMKM yang termonitor.
Kelima, perlu adanya dukungan pembiayaan dan instrumen penjaminan dari Jamkrida Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI untuk UMKM.
Keenam, pengembangan produk unggulan ekspor UKM. Misalnya, rempah-rempah, gula semut, handycraft, hingga makanan olahan.