PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) meluncurkan tes Covid-19 dengan sampel saliva atau air liur. Menurut perseroan, tes ini memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan tes RT-PCR.
Direktur Kalbe Farma Sie Djohan mengatakan, tes dengan sampel saliva ini hanya membutuhkan peralatan yang sederhana dengan prosedur yang relatif simpel, dibandingkan dengan tes RT-PCR. Selain itu, tes ini juga memiliki akurasi lebih baik dibandingkan dengan rapid tes.
"Akurasinya sangat baik, karena tes ini menggunakan teknologi RT-LAMP yang sama dengan tes molekuler RT-PCR, yang didasarkan pada deteksi asam nukleat. Tes kami juga sudah divalidasi, dibandingkan dengan RT-PCR dengan akurasi yang relatif mirip," kata Djohan dalam konferensi pers Kalbe Farma, Jumat (19/3).
Dia melanjutkan, harga tes ini pun lebih murah dibandingkan dengan RT-PCR dan hasilnya bisa didapatkan relatif cepat. Dia juga memastikan, tes ini telah mendapatkan validasi dan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
"Per hari ini, tes ini sudah available, bisa dilayani di Kalgen Innolab dan dalam waktu dekat kami akan mensuplainya ke berbagai laboratorium atau klinik di seluruh Indonesia," tutur dia.
Kalbe Farma membanderol tes ini dengan harga Rp488.000 ke konsumen secara langsung. Selama masa pengenalan, Kalbe memberikan biaya khusus sampai 31 Maret sebesar Rp400.000 per tes.
Sementara itu, IVD Division Research Manager-Stem Cell and Cancer Institute Akterono Budiyati mengatakan tes berbasis saliva sudah digunakan di berbagai negara. Dia mencontohkan, di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) sudah mengeluarkan persetujuan kategori darurat untuk tes ini.
"Tes ini juga noninvasif, nyaman untuk dilakukan daripada swab. Untuk koleksi spesimen, saliva ini hanya perlu tabung steril dan tidak perlu kit khusus pengumpulan sampel, risiko penularan ke tenaga kesehatan minimal, serta lebih ekonomis," kata dia.
Akan tingkatkan produksi tes bertahap
Selama masa peluncuran ini, Djohan mengatakan pihaknya mampu memproduksi 500.000 tes per bulan. Kapasitas tes ini akan terus ditingkatkan dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan menjadi satu juta tes per bulan.
"Setelahnya, akan kami tingkatkan lagi menjadi dua tes per bulan," ujar dia.
Djohan melanjutkan, per hari ini pihaknya siap memberikan pelayanan tes berbasis sampel saliva ini. Pihaknya juga akan segera bekerja sama dan mensuplai berbagai laboratorium untuk tes kit ini.
"Untuk tes ini, yang bisa dilakukan mandiri hanya pengambilan sampel. Sedangkan pemeriksaannya tetap di laboratorium," ucapnya.