Federal Reserve AS atau bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Rabu (13/6) kembali menaikkan suku bunga jangka pendek (suku bunga acuan) sebesar 25 basis poin. Kenaikan suku bunga kali kedua tahun ini dan ketujuh sejak akhir 2015.
Bank sentral dalam sebuah pernyataannya menjelaskan, berkaca pada realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja dan inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga acuan federal fund rate (FFR) menjadi 1,75% persen hingga 2%.
Alasan kenaikan fed rate diungkapkan karena kondisi perekonomian negeri Paman Sam terus menunjukkan progres. The Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS terus menguat dan kegiatan ekonomi telah naik pada tingkat yang mantap dengan belanja rumah tangga meningkat dan investasi bisnis tetap tumbuh kuat.
"Baik inflasi secara keseluruhan maupun apa yang disebut inflasi inti untuk barang-barang selain makanan dan energi telah bergerak mendekati 2%," terang The Fed seperti dikutip Antara.
Hal ini menunjukkan bahwa para pejabat Fed semakin yakin tentang inflasi akan mencapai targetnya sebesar 2%.Bank sentral memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 2,8% pada tahun ini sedikit lebih tinggi dari 2,7% yang diperkirakan pada Maret. Tingkat pengangguran AS diperkirakan akan turun menjadi 3,6% pada akhir tahun, lebih rendah dari 3,8% yang diperkirakan sebelumnya.
Analis menyebut, pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pengangguran yang menurun akan membuat The Fed pada jalur stabil menuju pengetatan kebijakan moneter. Hal ini untuk mencegah ekonomi AS dari overheating atau terlalu panas.
Dolar melemah
Setelah kenaikan fed rate, bank sentral akan mengadakan konferensi pers setiap pertemuan kebijakan mulai Januari 2019. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan hal tersebut guna memberi kesempatan kepada publik mengetahui kondisi yang terjadi.
The Fed mengadakan delapan pertemuan kebijakan setiap tahunnya. Ketua The Fed saat ini menggelar konferensi pers triwulanan selama bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
"Saya ingin menunjukkan bahwa mengadakan konferensi pers dua kali lebih banyak tidak memberi sinyal apa pun tentang waktu atau laju perubahan suku bunga di masa depan. Perubahan ini hanya tentang meningkatkan komunikasi," kata Powell.
Powell sebelumnya mengisyaratkan bahwa dia akan terbuka untuk mengadakan konferensi pers lebih banyak. Sehingga dapat menjelaskan dengan lebih baik keputusan-keputusan kebijakan moneter bank sentral.
Kenaikan suku bunga diyakini Powell akan membuat kenaikan suku bunga secara bertahap merupakan jalur tepat bagi bank sentral guna mempertahankan ekspansi ekonomi berkelanjutan. Apalagi The Fed meyakini kondisi pasar tenaga kerja makin menguat dan inflasi mendekati tujuan simetris yakni 2%.
Di sisi lain, meskipun The Fed telah menaikkan suku bunga jangka pendek atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin namun kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,16% menjadi 93,670 pada akhir perdagangan.
Para analis mengatakan pedagang-pedagang mengubah fokus mereka ke kebijakan terbaru Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis waktu setempat. ECB mengumumkan penghentian program pelonggaran kuantitatifnya.