close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tanaman kapas varietas Bronesia 1. Dokumentasi Balitbangtan Kementan
icon caption
Tanaman kapas varietas Bronesia 1. Dokumentasi Balitbangtan Kementan
Bisnis
Kamis, 23 September 2021 10:48

Kapas inovasi Balittas pentas di kancah global

VUB Bronesia 1 yang dihasilkan Balittas akan menjadi bahan dasar pembuatan tenun dan selanjutnya dipamerkan di Malaysia dan Singapura.
swipe

Tim peneliti serat Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balittas Balitbangtan) mengadakan diseminasi hilirisasi teknologi budi daya kapas varietas Bronesia 1 dan pengolahan hasil kapas berupa alat pemisah serat tipe gergaji (SG TAS-2). Upaya ini bertujuan mendukung industri tenun tradisional. 

Tim peneliti Balittas terdiri dari Nurindah, Dwi Adi Sunarto, dan Taufiq Hidayat RS. Kegiatan ini melibatkan salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) pemanfaat serat kapas warna cokelat Bronesia 1, Yayasan Sekar Kawung.

Yayasan Sekar Kawung diketahui sudah mendaftar untuk mengikuti TENUN Fashion Week yang diselenggarakan Tanoti dan APHADA, salah satu badan di ASEAN yang mengurusi kebudayaan, di Malaysia pada Oktober 2021. Yayasan Sekar Kawung akan mengangkat tenun gedog tradisional dari Kerek yang berbahan baku serat kapas varietas Bronesia 1.

Dalam kegiatan hilirisasi ini, Balittas menyediakan benih kapas yang ditanam di sentra tenun tradisional khas Tuban, Jawa Timur (Jatim), tepatnya di Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak. Panen kapas varietas Bronesia 1, yang seratnya berwarna cokelat muda, telah dilakukan sejak 1 Agustus lalu.

Sebagian hasil panen kapas berbiji sebanyak 40 kg diserahkan kepada kelompok perajin tenun tradisional Mawar Biru yang dikelola Samiun di Desa Gaji, Kecamatan Kerek. Karya tenunnya mempunyai filosofi kearifan lokal.

Pada November mendatang, kain tenun hasil perajin Mawar Biru pun bakal memeriahkan pameran yang digelar KBRI di Singapura melalui kerja sama antara Yayasan Sekar Kawung dan ANERD Gallery. Bronesia 1 menjadi salah satu bagian dari karya seni dalam kegiatan ini.

Kapas serat berwarna
Pemanfaatan serat kapas berwarna merupakan kontributor polutan yang sangat tinggi lantaran menggunakan bahan-bahan kimia sepanjang proses produksi kain dan konsumsi air yang sangat banyak. Dibutuhkan minimal 30 liter air dalam memproduksi 1 kg kain dan 1%-15% bahan pewarna yang dipakai dalam industri tekstil larut bersama air buangan.

Karena itu, diperlukan kapas serat berwarna alami. Pengembangan varietas baru kapas dengan serat berwarna cokelat bertujuan mengembangkan warna serat yang diinginkan, memperbaiki mutu, dan meningkatkan produktivitas.

Balittas Balitbangtan telah melepas tiga varietas kapas berserat cokelat pada 2018, yaitu Bronesia 1, Bronesia 2, dan Bronesia 3. Ketiganya memiliki tiga gradasi warna cokelat muda, cokelat muda terang, dan cokelat tua.

Varietas unggul baru (VUB) kapas Bronesia 1 berasal dari galur 06062/3, yang merupakan hasil persilangan pada 2006 antara Kanesia 7 (tetua betina dan hasil persilangan TAMCOT SP 37 x LRA 5166) yang dilepas pada 2003 dengan aksesi RLBL (KI. 502; tetua jantan dan hasil introduksi dari Australia pada 1996).

Bronesia 1 toleran terhadap kekeringan, agak rentan terhadap hama A. biguttula dengan kerapatan bulu daun 197,3 bulu per cm2 (sedikit). Potensi produksi bervariasi antara 1.359,7-2.534,6 kg kapas berbiji/ha tanpa pengendalian hama dan 1.355,8-2.708,7 kg dengan perlakuan pengendalian hama.

Varietas ini beradaptasi secara luas dengan ataupun tanpa perlakuan benih. Bronesia 1 memiliki kandungan serat 33,6%, kekuatan serat 22,4 g/tex, kehalusan serat 5,7 mikroner, panjang serat 23,9 mm, keseragaman serat 84,7%, dan mulur serat 6,9%.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan