Pemerintah makin gencar menawarkan investor luar negeri untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Kali ini, lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK undangan tersebut disampaikan di depan sejumlah investor Inggris.
Dalam rilis OJK yang dikutip, Ketua Dewan Komisionner OJK Wimboh Santoso menyebut sejumlah keuntungan berinvestasi di tanah air di depan pengusaha dan investor di London. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot pemerintah.
Ada enam keuntungan berinvestasi yang dipaparkan Wimboh. Pertama, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat solid. Mantan pejabat BI ini menjelaskan bahwa sektor jasa keuangan tanah air dalam kondisi sehat dan memiliki kapasitas untuk tumbuh.
Kedua, semua lembaga pemeringkat global telah memperbaiki sovereign rating Indonesia menjadi investment grade status. Merujuk lembaga pemeringkat Jepang R & I yang menyematkan peringkat Indonesia dari BBB- ke BBB, menyusul Fitch and Japan Credit Rating Agency.
Ketiga, indeks daya saing global Indonesia juga meningkat dari 41 di tahun 2017, sampai 36 di tahun 2018.
Keempat, laporan Ease of Doing Business 2018 di Bank Dunia bahwa Indonesia naik 34 posisi ke posisi 72, dari posisi 91 pada 2017.
Kelima, Indeks Infrastruktur Transportasi yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia terkait pencapaian Indonesia atas pembangunan infrastruktur masif. Terakhir, US News baru baru ini juga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi paling menarik kedua di dunia berdasarkan survei yang diikuti oleh 21.000 responden dari 80 negara.
Atas paparan tersebut, Wimboh mengajak sekitar 100 investor dari Inggris Raya untuk berinvestasi khususnya pada pembangunan infrastruktur. Dalam acara forum The Indonesia Infrastructure Investment Forum 2018 di London yang diselenggarakan oleh BKPM, KBRI London dan Bank Indonesia, Wimboh meyakinkan kemudahan berinvestasi di Indonesia akan dijamin.
“Kami akan membuka pintu selebar lebarnya untuk menfasilitasi para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia,” kata Wimboh pada Jumat (16/3) di London.
Pemerintah saat ini, kata Wimboh berkomitmen untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia, menyediakan beragam instrumen keuangan untuk pembiayaan infrastruktur. Seperti sekuritisasi aset atau future income, green bonds, perpetual bonds dan obligasi daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Wimboh berharap Inggris menjadi investor paling banyak yang menanamkan uangnya di Indonesia. Sebagai informasi, Inggris menjadi investor di posisi 11 terbesar kalah dari Belanda yang saat ini berada di posisi ke tujuh.