Karyawan kena Covid-19, Sampoerna tutup pabrik

PT HM Sampoerna Tbk menutup pabrik di Rungkut 2, Jawa Timur, sejak 27 April 2020 hingga waktu yang ditentukan menyusul ditemukannya pekerja yang positif terpapar Covid-19. Sebanyak dua orang karyawan Sampoerna yang positif Covid-19 meninggal dunia.

Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita mengatakan penghentian sementara bertujuan agar dapat melaksanakan pembersihan dan sanitasi secara menyeluruh di area pabrik Rungkut 2.

"Hal itu guna menghentikan tingkat penyebaran virus Covid-19 yang saat ini telah berdampak pada beberapa karyawan kami di lokasi tersebut," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (30/4).

Di samping itu, dia mengatakan, pihaknya telah menyerahkan data dan informasi terkait karyawan yang terpapar kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya dan Jawa Timur. 

"Dengan memegang prinsip perlindungan data pribadi atas karyawan kami yang terdampak, maka kami tidak memberikan data dan informasi kepada pihak lain selain pihak yang berwenang," ujarnya.

Elvira pun mengatakan, pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh fasilitas pabrik, melakukan contact tracing, meminta karyawan untuk karantina mandiri, melakukan test Covid-19, dan bekerja sama dengan rumah sakit setempat. 

Prioritas perusahaan, lanjutnya, adalah memastikan keselamatan dan kesehatan para karyawan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah, serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan Gugus Tugas di tingkat Kota dan Provinsi untuk mencegah penyebaran.

Namun, dia menekankan hak karyawan yang terdampak Covid-19 selama pemulihan akan terus diberikan penuh.

"Antara lain dengan memberikan cuti dan tetap menerima gaji seperti biasa bagi karyawan yang terdampak; karyawan yang perlu melakukan karantina mandiri; dan karyawan yang perlu merawat anggota keluarga mereka yang terdampak," ucapnya.

Selain itu, Sampoerna memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaan. Untuk itu, dia melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen.