Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama, enggan berkomentar secara mendalam tentang terbakarnya Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3) lalu. Sebab, masih diinvestigasi hingga kini.
"Masih nunggu investigasi," kata Ahok, nama sapanya, saat dikonfirmasi, Rabu (8/3).
Akibat terbakarnya Depo Pertamina Plumpang, sebanyak 19 korban meninggal dunia per hari ini. Kemudian, 256 warga mengungsi di tiga titik pengungsian.
Sementara itu, kepolisian baru berhasil mengidentifikasi delapan jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Beberapa di antaranya adalah Sumiyati (71), Radiansyah Rasyid Atalah (4), Tris Rea Aprilita (12), Suheri (32), dan Hadi (32).
Di sisi lain, beberapa aset Pertamina juga dilalap api dalam 3 tahun terakhir. Terbakarnya Depo Pertamina Plumpang adalah kasus keenam.
Kasus pertama menyasar kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021. "Si Jago Merah" bahkan baru bisa dipadamkan dua hari setelah kejadian.
Dari 72 tanki di area kilang Pertamina Balongan dengan kapasitas 1,35 juta kiloliter (kl), 4 tanki dengan kapasitas 100.000 kl (7%) di antaranya terdampak. Kebakaran juga melukai 20 orang.
Berikutnya, kebakaran kilang PT Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), pada 13 November 2021. Kilang yang terbakar berisi Pertalite sebanyak 31.000 kl.
Kilang Cilacap kembali terbakar pada 11 Juni 2021 saat hujan deras disertai petir di lokasi. Kebakaran menimpa salah satu bundwall tangki T-205 area 39.
Tangki terebut berisi benzena, yang merupakan bahan baku pembuatan minyak mentah dan salah satu petrokimia esensial. Kebakaran berhasil padam setelah sekitar 40 jam.
Kasus keempat, terbakarnya pipa finfa cooler hydrocracker B di Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 4 Maret 2022.
Kilang minyak Pertamina di Balikpapan kembali terbakar pada 15 Mei 2022. Akibat insiden kelima ini, seorang pekerja meninggal dunia, tiga mengalami luka bakar, dan dua pegawai terpapar panas api dari bahan yang terbakar.
Selain kelima kasus tersebut, fasilitas Pertamina juga sempat mengalami insiden fatal. Misalnya, ledakan pipa minyak di Cimahi akibat pembangunan jalur proyek kereta cepat Jakarta Bandung, Oktober 2019.
Kemudian, bocornya minyak dari blok offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola cucu usaha Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE)-ONWJ, pada Juli 2019. Kebocoran terjadi di Pantai Utara Karawang, Jawa Barat, sehingga menyebabkan pencemaran parah di Laut Jawa, terutama sepanjang pesisir pantai utara.