close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Jakarta. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi Jakarta. Foto Pixabay.
Bisnis
Jumat, 14 Agustus 2020 19:34

Kembali direvisi, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 minus 1,1% hingga minus 0,2%

Perkembangan yang penuh ketidakpastian dan dalamnya kontraksi perekonomian berbagai negara di dunia membuat pemerintah terus waspada.
swipe

Pemerintah kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 menjadi minus 1,1% hingga 0,2%, setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 mengalami kontraksi hingga 5,32%.

"Tadinya pemerintah memperkirakan tahun ini di kisaran minus 0,4% sampai 2,3%. Sesudah melihat realisasi kuartal II dan angka pada Juli kami perkirakan untuk pertumbuhan tahun 2020 range-nya ada di minus 1,1% hingga 0,2%," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (14/8).

Dia  menjelaskan, perkembangan yang penuh ketidakpastian dan dalamnya kontraksi perekonomian berbagai negara di dunia membuat pemerintah terus waspada terhadap laju perekonomian pada kuartal III dan IV-2020.

"Artinya (pertumbuhan ekonomi) agak bergeser ke arah negatif atau mendekati 0%  karena kami melihat bahwa tekanan di kuartal II sangat dalam dan faktor-faktor untuk kuartal III harus betul-betul diusahakan," ujarnya.

Proyeksi ini, lanjutnya, berkaca pada penurunan konsumsi rumah tangga yang mengalami tekanan sangat dalam di kuartal II-2020 yang sebesar 5,51%. Padahal kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50%.

"Proyeksi ini kalau dilihat terutama terkait pada konsumsi rumah tangga yang memang mengalami tekanan yang cukup dalam dan kami perkirakan ada di dalam pertumbuhan antara minus 1,3 hingga 0% di 2020," ujarnya.

Indikator lain yang berdampak kepada penurunan pertumbuhan ekonomi adalah rasio Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang diperkirakan masih akan negatif 4,2% hingga 2,6%. 

Selain itu, dari sisi ekspor maupun impor seiring dengan tekanan yang luar biasa juga masih akan mengalami tekanan dan berada dalam zona negatif yaitu minus 5,6% hingga minus 4% untuk ekspor, dan untuk impor minus 10,5% minus 8,4%.

"Tentu kami akan melihat terutama pada pencapaian kuartal III untuk melihat proyeksi 2020 ini," ucapnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan