close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) memberikan cendera mata kepada perwakilan pelaku industri pariwisata di China saat kampanye Bali Aman di Beijing, China, Selasa (23/1). Pada 2018 Kemenpar menargetkan tiga juta kunjungan wisatawan dari China sebagai
icon caption
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) memberikan cendera mata kepada perwakilan pelaku industri pariwisata di China saat kampanye Bali Aman di Beijing, China, Selasa (23/1). Pada 2018 Kemenpar menargetkan tiga juta kunjungan wisatawan dari China sebagai
Bisnis
Rabu, 24 Januari 2018 11:03

Kembangkan "10 New Bali", pemerintah undang investor China

Nilai investasi China melonjak drastis di 2017 dengan pencapaian US$318 miliar dan berada di peringkat kedua setelah Singapura.
swipe

Pemerintah mengundang investor China menanamkan modalnya di 10 destinasi wisata Indonesia selain Pulau Bali. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya optimistis investor China akan masuk ke Indonesia seiring meningkatnya jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia.  hina merupakan penyumbang terbesar wisatawan asing ke Indonesia, terutama Bali, dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2017, Kemenpar menargetkan dua juta kunjungan wisman dari China. Namun target itu meleset karena Bali terkena dampak letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang memaksa penutupan sementara Bandara Internasional Ngurah Rai di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, pada November 2017. Pada 2018, Kementerian Pariwisata menargetkan tiga juta kunjungan wisatawan asing asal China ke Indonesia karena juga bertepatan dengan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.

Pengembangan sepuluh wilayah yang dijuluki "10 New Bali" tersebut membutuhkan modal senilai US$20 miliar. Diantaranya, Danau Toba yang membutuhkan investasi senilai US$1,6 miliar, Tanjung Kelayang sekitar US$1,4 miliar, Tanjung Lesung sekitar US$ 4 miliar, Kepulauan Seribu dan Kota Jakarta sekitar US$ 1,5 miliar, Borobudur US$1,5 miliar, Bromo-Tengger-Semeru US$1,4 miliar, Mandalika US$3 miliar, Labuan Bajo US$1,2 miliar, Wakatobi US$1,5 miliar, dan Morotai US$2,9 miliar. Pada 2019 pemerintah memproyeksikan kunjungan 10 juta wisatawan asing ke 10 destinasi prioritas tersebut.

Investor China akan diuntungkan apabila menanamkan modalnya di sejumlah destinasi wisata itu. Menpar bilang, mereka akan lebih mudah membawa wisatawan dari daratan Tiongkok tersebut ke Indonesia.

"Dalam bahasa Indonesianya 'jeruk makan jeruk'. Mereka bangun sendiri, jual sendiri, lalu beli sendiri," ujar Arief seperti dilansir Antara.

Pada 2019 semua infrastruktur dan kebutuhan dasar di 10 destinasi tersebut akan rampung, seperti bandara, pelabuhan, jalan raya, ketersediaan air dan listrik. Misalnya, Di Danau Toba saat ini sudah ada bandara internasional. Demikian juga dengan destinasi lain seperti Yogyakarta dan Belitung yang segera dibangun bandara. 

"Dengan begitu, investasi yang ditanamkan akan bisa berbalik minimal lima kali lipat," katanya menambahkan.

Biaya kunjungan wisata ke 10 daerah itu juga tidak akan mahal karena sudah ada bandara internasional.

"Kalau ke Danau Toba dari Beijing bisa langsung dan itu lebih murah dibandingkan dengan carter (pesawat). Mau ke Belitug juga bisa langsung karena bandaranya juga telah berkelas internasional," katanya.

Investasi China di Indonesia pada 2016 lalu hanya senilai US$6,22 miliar dan menduduki peringkat ke-16. Namun pada 2017 nilai investasi China melonjak drastis dengan pencapaian US$318 miliar dan berada di peringkat kedua setelah Singapura yang mencapai US$385 miliar.

"Oleh karena itu, kami meyakini China akan menjadi investor asing terbesar di Indonesia pada tahun ini. Jangan ragu-ragu untuk berinvestasi di Indonesia," katanya di sela-sela kampanye Bali Aman di Ibu Kota China itu.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan