close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kemendag mengakui ada perbedaan data impor jagung pada kementerian dan Badan Pusat Statistik (BPS).
icon caption
Kemendag mengakui ada perbedaan data impor jagung pada kementerian dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Bisnis
Selasa, 19 Februari 2019 17:55

Kemendag klarifikasi data impor jagung

Kemendag mengakui ada perbedaan data impor jagung pada kementerian dan Badan Pusat Statistik (BPS).
swipe

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui ada perbedaan data impor jagung pada kementerian dan Badan Pusat Statistik (BPS). Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan perbedaan tersebut terjadi karena variabel yang digunakan masing-masing lembaga berbeda.

Enggar juga mengakui ada dua data berbeda soal impor jagung yang beredar saat ini. "Dua-duanya benar, karena kan jenis jagung ada buat industri dan buat pakan ternak," ujar Enggar di Jakarta, Selasa (19/2)

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dalam debat pilpres pada 17 Februari 2019 lalu, menyebut impor jagung terus menurun sejak 2014 lalu. Menurut dia, pada 2014 impor jagung 3,5 juta ton, kemudian pada 2018 hanya sebesar 180.000 ton jagung. 

Akan tetapi, angka tersebut tidak sesuai dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyebut impor jagung sebesar 737.220 ton.

Enggar mengungkapkan data yang disebut Jokowi merujuk pada perhitungan Kemendag dan Kementerian Pertanian (Kementan). Data yang berasal dari kedua kementerian itu merupakan hasil impor jagung untuk pakan ternak. Sementara, data BPS merupakan total keseluruhan impor jagung.

"Data impor jagung 180.000 ton itu betul. Pokoknya ada jenis jagung tertentu yang untuk industri yang beda, namun untuk pakan menurun drastis," kata dia.

Kurangi impor

Dalam kesempatan lain, Jokowi menjelaskan bahwa angka impor yang diungkapkan saat debat adalah data dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. 

“Ya, saya konfirmasi ke Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan, impor jagung itu 180.000 ton. Justru ada ekspor juga 380.000 ton. Di debat lupa disebutkan data-data dari kementerian," kata Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan komitmennya untuk terus menjaga ketersediaan pangan. Salah satu bukti nyata ialah meningkatnya produksi jagung saat ini.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan